Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya tangga nada. Tangga nada sering kita temui saat kita sedang belajar musik. Namun tahukah kamu jika tangga nada ada beberapa jenis? Tidak hanya itu saja, tangga nada juga memiliki ciri-ciri khusus yang bisa kamu kenali di setiap jenisnya. Sebelumnya kamu harus tahu pengertian tangga nada itu sendiri.
Tangga nada sering dijadikan bantuan para pemusik untuk belajar ataupun membuat karya. Nahh di artikel ini kita akan membahas lebih detail mengenai pengertian tangga nada, jenis, fungsi, dan ciri-cirinya. Simak artikelnya sampai habis ya.
Pengertian Tangga Nada Secara Umum
Pengertian tangga nada adalah urutan nada yang bersusun berasal dari nada pokok, mulai dari dasar sampai oktaf. Seperti contoh do, re, mi, fa, so, la, si, do hingga nada tingkatan lebih tinggi dari itu.
Dalam tangga nada dikenal interval nada yang dimana dirangkai dengan rumus tertentu. Adapun pengertian interval nada adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang lain. Jarak tersebut beragam, ada yang memiliki jarak ½, ada yang 1, dan juga ada yang 2.
Setidaknya terdapat 3 jenis tangga nada tangga nada diatonis, pentatonis, dan juga kromatis. Semua pengertian tangga nada, jenis, contoh, fungsi, dan ciri-cirinya akan kami bahas di artikel ini. Simak penjelasan selanjutnya yaitu tentang jenis-jenis tangga nada.
Baca Juga: Pengertian Irama, Elemen, dan Unsur Musik Irama
Jenis-Jenis Tangga Nada
Mari kita telusuri beberapa jenis tangga nada yang paling umum digunakan dalam musik.
1. Tangga Nada Mayor
Tangga nada mayor seringkali dianggap sebagai skala “standar” dalam musik Barat. Ciri khas dari tangga nada ini yaitu membuat perasaan bersemangat dan optimis. Dikenal dengan pola interval 1-1-½-1-1-1-½. Contohnya C Mayor (C-D-E-F-G-A-B-C).
2. Tangga Nada Minor
Skala minor menawarkan nuansa yang lebih dalam dan melankolis dibandingkan dengan mayor. Cenderung memberikan kesan yang lebih serius, introspektif, atau melankolis. Ada 3 varian utama yaitu minor alami, harmonic minor, dan melodic minor. Minor alami memiliki pola interval: 1-½-1-1-½-1-1. Contohnya adalah A Minor alami (A-B-C-D-E-F-G-A).
3. Tangga Nada Pentatonik
Tangga nada pentatonik terdiri dari lima nada dan merupakan fondasi dari banyak tradisi musik di seluruh dunia, termasuk musik tradisional Asia dan blues Amerika. Mayor pentatonik memiliki pola interval 1-1-1½-1-1½. Minor pentatonik memiliki pola interval 1½-1-1-1½-1. Contohnya ialah C Mayor pentatonik (C-D-E-G-A).
4. Tangga Nada Blues
Skala blues adalah modifikasi dari skala minor pentatonik dengan penambahan “blue note” atau catatan blues. Biasanya terdiri dari 6 nada. Pola interval umumnya adalah 1½-1-½-½-1½-1. Contohnya C Blues (C-Eb-F-F#-G-Bb).
5. Jenis-Jenis Tangga Nada Lainnya
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak jenis tangga nada lain yang digunakan dalam berbagai tradisi musik, seperti:
- Diatonic, Semua skala mayor dan minor adalah bagian dari skala diatonik.
- Chromatic ialah terdiri dari semua 12 semitone dalam satu oktav.
- Whole Tone yaitu hanya menggunakan interval whole tone (1-1-1-1-1-1).
- Modal, skala berdasarkan mode tertentu seperti Dorian, Phrygian, dan lainnya.
Fungsi Tangga Nada dalam Musik
Berikut ini adalah beberapa fungsi utama tangga nada dalam musik:
Sebagai Dasar Melodi dan Harmoni
Setiap karya musik, baik itu lagu, simfoni, ataupun sonata, memiliki melodi yang menjadi “jiwa” dari karya tersebut. Melodi adalah rangkaian nada yang tersusun secara berurutan dan memiliki pola tertentu. Tangga nada menjadi dasar dari pembentukan melodi ini. Dengan mengikuti urutan tangga nada, komposer dapat menciptakan melodi yang harmonis dan menyenangkan di telinga.
Selain melodi, harmoni dalam musik juga sangat bergantung pada tangga nada. Harmoni adalah kombinasi dari beberapa nada yang dimainkan secara bersamaan. Tangga nada memungkinkan musisi untuk menentukan kombinasi nada-nada apa yang akan menghasilkan harmoni yang indah dan seimbang.
Menentukan Mood atau Emosi dari Sebuah Lagu
Tangga nada memiliki kemampuan untuk menimbulkan berbagai emosi dan perasaan pada pendengar. Sebagai contoh, tangga nada mayor cenderung memberikan nuansa ceria dan optimis, sedangkan tangga nada minor lebih cenderung memberikan nuansa sedih atau melankolis.
Oleh karena itu, komposer sering memilih tangga nada tertentu untuk menciptakan mood atau suasana hati yang diinginkan dalam karyanya. Dengan memahami karakteristik dari masing-masing tangga nada, komposer dapat mengekspresikan perasaannya dengan lebih tepat melalui musik.
Fungsi dalam Komposisi Musik Berbagai Genre
Berbagai genre musik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan tangga nada memiliki peran dalam membentuk karakteristik tersebut. Misalnya, jazz yang kaya akan improvisasi sering memanfaatkan tangga nada yang kompleks untuk menciptakan dinamika dan variasi. Sementara itu, musik pop cenderung memanfaatkan tangga nada mayor untuk menciptakan lagu-lagu yang mudah diterima oleh telinga umum.
Dalam musik klasik, tangga nada digunakan untuk membangun tema dan variasi, sementara dalam musik rock, tangga nada bisa digunakan untuk menciptakan riff atau hook yang kuat. Dengan demikian, tangga nada memiliki adaptabilitas yang memungkinkannya untuk digunakan dalam berbagai genre musik dengan beragam cara.
Ciri-Ciri Tangga Nada
Setidaknya terbagi menjadi 2 ciri-ciri tangga nada yang bisa kamu jadikan patokan dalam mengetahui tanga nada. Yaitu ciri-ciri tangga nada mayor, dan ciri-ciri tangga nada minor. Berikut ini adalah informasi lengkapnya.
Tangga Nada Mayor
- Tangga nada mayor seringkali memberikan perasaan bersemangat atau optimis.
- Memberikan kesan yang ceria dan riang.
- Meskipun skala mayor seringkali diasosiasikan dengan “Do” (dalam sistem solfège) atau C (dalam notasi Barat), sebenarnya skala mayor bisa dimulai dari nada apapun, tergantung kuncinya. Namun, di banyak pengaturan pendidikan musik, C Mayor adalah contoh pertama yang diajarkan karena tidak memiliki tanda kres (sharp) atau mol (flat).
- Pola intervalnya 1-1-½-1-1-1-½.
Tangga Nada Minor
- Seperti halnya dengan skala mayor dan “Do”, skala minor alami seringkali diasosiasikan dengan “La” dalam sistem solfège atau A (dalam notasi Barat) untuk A Minor. Namun, skala minor juga bisa dimulai dari nada apapun.
- Skala minor cenderung memberikan kesan yang lebih serius, introspektif, atau melankolis dibandingkan dengan skala mayor.
- Banyak komposer memilih skala minor untuk lagu-lagu yang memiliki tema lebih dalam, sedih, atau melankolis.
- Pola intervalnya 1-½-1-1-½-1-1. Sebagai pengingat, ada juga variasi lain dari skala minor seperti harmonic minor dan melodic minor yang memiliki pola interval yang sedikit berbeda.
Dengan memahami perbedaan dasar ini antara tangga nada mayor dan minor, Kamu dapat lebih mudah mengenali karakter dan suasana yang ingin disampaikan oleh seorang komposer dalam sebuah karya musik.
Itulah tadi artikel yang membahas lengkap tentang pengertian tangga nada, jenisnya, fungsi, dan cirinya secara lengkap. Buat kamu yang ingin belajar bermain musik, kamu bisa memahami artikel ini. Jika kamu tertarik dengan musik, kamu bisa memulai belajar musik tradisional terlebih dahulu ya.