Suku Bugis termasuk dalam kelompok etnik asal Sulawesi Selatan. Kebudayaannya seperti tarian suku Bugis mencerminkan karakteristik dan nilai-nilai tertentu. Selain itu juga ada rumah adat, alat musik, hingga pakaian adat. Salah satunya yang menonjol adalah kesenian tari.
Tentang Budaya Bugis
Suku Bugis tersebar di berbagai area seperti pegunungan, Laut Flores, teluk Bone, hingga selat Makassar. Pada daerah tersebut terletak dua gunung yakni Lompobattang serta Rantekombola yang tinggi. Selain itu juga ada dua danau, yakni Tempe dan Sidenreng.
Bugis termasuk suku yang mendominasi Sulawesi Selatan, bersama dengan suku Makassar. Ada banyak kebudayaan yang dihasilkan oleh Bugis. Budaya ini merupakan cerminan dari nilai-nilai adat yang dipegang teguh hingga kini. Adapun beberapa jenis kebudayaan Bugis yaitu:
1. Pakaian Adat
Corak pakaian adat yang dimiliki suku Bugis memiliki corak ketimur-timuran, dengan perpaduan corak khas masyarakatnya. Pakaian adat biasanya digunakan pada acara pernikahan. Untuk pengantin pria memakai baju kerah tertutup dengan belah dada. Bawahannya adalah kain sarung bernama lipa garusuku.
Sementara itu untuk kepalanya memakai penutup bernama passapu. Sedangkan, pakaian tamunya adalah jas bernama Tutu. Pakaian ini dipakai bersama celana (paroci) serta kain sarung, dan penutup kepala berupa songkok.
2. Rumah Tradisional
Rumah adat khas Bugis mengandung sisi arsitektur dan keunikannya sendiri. Umumnya berbentuk memanjang ke bagian belakang, ditambah bangunan di samping bagian depan dan bangunan utamanya yaitu lego-lego. Bangunan adat Bugis selalu memiliki bagian penting yakni tiang utama dengan empat batang pada setiap barisnya.
3. Senjata Tradisional
Senjata kebanggaan masyarakat Bugis yang paling terkenal adalah Badik, yang sekaligus perlambangan status dari pemiliknya. Jenis Badik ini beragam dan terbagi menjadi lamalomo sugi dan lataring tellu.
4. Alat Musik Tradisional
Alat musik asal suku Bugis biasanya dimainkan untuk menghibur diri atau saat ada pesta adat maupun acara tertentu. Beberapa di antaranya yakni kecapi, pui, mandoling, sinrilik, serta ganrang.
Baca Juga: 10 Tarian Tradisional Sulawesi Selatan yang Paling Terkenal
6 Jenis Tarian Suku Bugis yang Paling Terkenal
Sebagai bagian dari budaya suku Bugis, tarian menggambarkan kisah, nilai, hingga ungkapan emosi melalui gerakan. Dengan begitu, masyarakat yang menyaksikannya bisa menerima pesan yang disampaikan melalui kombinasi gerakan serta iringan musik. Berikut adalah beberapa tarian yang merupakan ciri khas suku Bugis:
1. Tari Paduppa
Tari Paduppa menggambarkan ungkapan selamat datang yang disampaikan oleh warga Makassar-Bugis ketika kedatangan tamu. Kebudayaan ini termasuk seni yang memiliki daya tarik tersendiri di ranah pariwisata. Para penari membawakan tariannya dengan gerakan khas, termasuk menabur beras.
Maksud dari menabur beras ini sebagai tanda penghormatan, sekaligus penolak bala agar terhindar dari gangguan makhluk halus. Kemudian penari membawakan bosara, piring khas yang diisi berbagai kue khas Bugis misalnya biji nangka, brongko, cucur, dan lain-lain.
Penarinya mengenakan busana adat berupa baju bodo, dilengkapi hiasan berupa kalung rantai bermotif bunga, hiasan rambut, serta gelang. Baju bodo sendiri termasuk dalam busana tertua di dunia. Musiknya juga sangat khas, dengan iringan suling, gendang Makassar, pui-pui, serta kecapi.
Untuk menyaksikan tariannya, bisa mengunjungi desa wisata bernama Rammang-Rammang, terletak di Kabupaten Maros. Desa ini memiliki banyak peran dalam mengembangkan daya wisata di daerah Maros Pangkep. Selain pertunjukan budaya, banyak wisatawan menyukai ekonomi kreatifnya seperti kerajinan dan kuliner.
2. Tari Pakarena
Tarian suku Bugis berikutnya adalah tari Pakarena yang di iringi dengan dua gandrang serta sepasang instrumen bernama puik-puik. Pada mulanya tarian ini di bawakan maestro tari bernama Maccoppong Daeng Ranu di wilayah istana kerajaan. Namun seiring perkembangan zaman, banyak yang membawakannya di ranah masyarakat.
Pakarena di bawakan dengan kesan lembut, setia, sopan, serta hormat. Nuansa lembut sangat terlihat di tunjukkan para penari ketika membawakannya. Meskipun lembut, namun tarian ini menunjukkan kemampuan sosok wanita yang juga tangguh. Tarian ini juga menjadi ikon kebudayaan di Sulawesi Selatan.
Umumnya, tari Pakarena di bawakan empat penari. Terdapat total 12 babak, dengan keseluruhan gerakan yang sangat lembut. Semua gerakan memiliki makna masing-masing. Contohnya adalah gerak berputar yang menunjukkan perputaran siklus kehidupan.
Ada beberapa aturan tersendiri yang di berlakukan dalam tariannya. Penari tidak diperbolehkan membuka matanya terlalu lebar, juga dilarang mengangkat kakinya terlalu tinggi. Sementara itu dari segi properti, yang paling utama adalah penggunaan selendang serta kipas.
3. Tari Paraga
Tarian suku Bugis dan Makassar ini di bawakan oleh enam laki-laki yang mengenakan pakaian adat bernama passapu. Passapu merupakan penutup kepala dengan model khas Bugis untuk pria. Dalam tari Paraga terdapat atraksi bermain bola raga (disebut juga bola takraw).
Kesenian ini menyerupai olahraga berupa sepak takraw, namun Paraga tidak di maksudkan untuk pertandingan, namun unjuk kebolehan kepada para penonton. Dalam kesenian ini, bola di pantul-pantulkan dengan kaki, tangan, serta kepala dengan iringan musik gendang, gong, serta calong-calong.
Pementasan ini menggambarkan karakteristik laki-laki berupa ketangkasannya ketika memainkan dan mengendalikan bola. Contoh atraksinya adalah bermain bola menggunakan telapak kaki (palak bangkeng) dengan santai. Ini menjadi keunikan tariannya karena terlihat seperti sedang bermain.
Paraga memiliki filosofi tersendiri, yang menggambarkan cara seseorang dalam menyikapi permasalahan dalam hidupnya. Sikap semangat dan tetap tenang dalam menghadapi berbagai urusan dalam hidupnya terlihat dari bagaimana para penari mengendalikan bola. Tidak ada yang mutlak, dan semuanya bisa di hadapi dengan bersemangat.
4. Tari Pa’gellu
Tarian suku Bugis selanjutnya adalah Pa’gellu yang menggambarkan nuansa riang dan gembira. Biasanya, penari yang membawakannya adalah tiga perempuan dengan pakaian adat. Atasannya bernuansa biru terang, sementara itu bagian bawahnya adalah kain bercorak khas Bugis berwarna orange.
Makna di balik tarian ini yakni menyambut kembalinya pahlawan selepas berperang. Pencipta Pa’gellu adalah Nek Datu Bua. Pada awalnya, kesenian ini tidak di iringi musik, namun memakai lesung untuk mengiringinya.
Tidak terdapat aturan khusus seperti tarian lain, sehingga lebih mudah untuk di bawakan. Seiring berkembangnya zaman, Pa’gellu mulai di bawakan bersama alat musik tradisional misalnya gendang.
5. Tari Mabissu
Bagi yang menyukai tampilan atraksi seperti debus dari Jawa Barat, perlu menyaksikan kesenian asal suku Bugis ini. Ada tari Mabissu, yang juga disebut Maggiri. Tujuan utama di selenggarakannya tarian ini yakni menampilkan kesaktian penari melalui atraksi. Bissu sendiri bermakna kuat, bersih, suci, tidak berdarah.
Sejalan dengan makna tariannya, atraksi yang di bawakan dalam Mabissu cukup membuat penontonnya ngeri. Biasanya di bawakan enam orang dengan satu orang sebagai ketuanya. Sampai sekarang komunitas Bissu masih ada, yang di pandang manusia suci hingga keturunan dewa.
6. Tari Ma’badong
Berikutnya adalah tari Ma’badong, yang di tarikan ketika ada upacara kematian. Gerakan utamanya yakni para penari mengaitkan jari kelingkingnya satu sama lain sehingga berbentuk lingkaran. Pakaian yang di kenakan juga bernuansa serba hitam.
Gerakannya merupakan langkah-langkah yang bergantian, sambil melantunkan Kadong Badong. Lagu ini menceritakan tentang riwayat manusia sejak dirinya lahir hingga kembali ke sang pencipta. Tujuan menyanyikan lagu tersebut adalah mendoakan sehingga arwah orang yang meninggal di terima dengan baik di alamnya.
Pembawaan tariannya cukup unik, sebab berlangsung beberapa jam, tidak jarang sampai tengah malam. Biasanya di bawakan ketika upacara pemakaman sedang berlangsung dalam tiga hari. Khusus untuk bangsawan yang berada di daerah Sulawesi Selatan.
Demikian ulasan tentang tarian suku Bugis dan beberapa kebudayaan lain yang di milikinya. Sebagai suku mayoritas yang mendiami Sulawesi Selatan, suku Bugis memiliki kekayaan budaya yang menarik. Salah satunya yang bisa di saksikan berbagai kalangan adalah tari tradisional, perwujudan seni dengan keindahan dan makna mendalam.