Drama atau teater adalah pertunjukan yang seru untuk disuguhkan saat acara kantor ataupun acara sekolah. Terkadang dalam mempersiapkan sebuah drama, dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai cara membuat naskah drama yang layak untuk pementasan.
Sebetulnya, tidak masalah jika menyajikan pementasan dengan cerita yang sederhana. Terpenting dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan, yakni memperhatikan aspek-aspek pembuatan naskah drama seperti penjelasan berikut ini.
Cara Membuat Naskah Drama
Seusai memahami mengenai unsur-unsur yang patut ada dalam drama, selanjutnya cobalah untuk membuat sebuah naskah berdasarkan cara pembuatannya. Cara pembuatan naskah drama untuk pertunjukan, haruslah mengacu pada tiga hal yakni prolog, dialog dan epilog.
Prolog dalam drama adakah bentuk pengenalan tokoh, dalam hal ini tokoh yang akan berperan dalam drama patut menunjukan karakternya secara tersirat maupun tersurat kepada para penonton. Prolog ini adalah kesempatan untuk menunjukan kemampuan berakting yang baik oleh pemeran drama.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah dialog. Percakapan yang terjadi diantara tokoh dalam drama tersebut disebut dengan dialog. Sebetulnya, dalam prolog sudah terdapat dialog, namun memang penggunaanya masih sedikit mengingat pada prolog pengenalan tokoh jauh lebih penting.
Epilog adalah akhir sebuah drama yang berisikan akhir kisah sekaligus amanat yang dibacakan. Karena sudah menjadi bagian akhir pementasan, kejutan-kejutan kecil didalamnya perlu dilakukan agar tidak membuat penonton bosan. Seusai memahami ketiga hal tersebut, perhatikan cara membuat naskah drama secara sistematis berikut ini:
1. Menentukan Tema dan Judul
Langkah pertama yang sangat penting untuk dilakukan adalah menentukan tema. Tema, merupakan gagasan awal yang dibutuhkan dalam penulisan sebuah naskah drama. Tema ini, tidaklah harus terpaku pada sebuah konflik karena bisa disesuaikan dengan jenis pertunjukan yang ingin dilakukan.
Pada dasarnya, tema disesuaikan dengan acara dimana pertunjukan drama tersebut berlangsung. Sebagai contoh, tema yang bisa dipilih adalah tema lingkungan, sosial, keluarga, pertemanan dan lain-lain.
Pastikan saat memilih tema haruslah unik sehingga para pengunjung yang datang menyaksikan pentas drama tersebut akan tertarik. Apabila tema sudah ditentukan, maka berikutnya tentukan juga judul dari naskah drama yang dibuat.
Naskah drama tersebut haruslah sinkron antara tema dan judulnya. Sehingga saat mendengar judulnya orang akan tahu mengenai gambaran sederhana dari pementasan tersebut.
2. Menyusun Karakter Tokoh
Hal penting berikutnya yang harus di lakukan, ketika membuat naskah drama adalah menyusun karakter tokoh. Penyusunan sebuah karakter ini, meliputi cara penggambaran dari karakter yang akan di ceritakan serta sifat.
Berkaitan dengan dua hal itu, maka akan lebih baik jika melakukan penyusunan karakter dari awal. Terdapat dua jenis cara penggambaran yang bisa di pilih ketika membicarakan mengenai karakter tokoh.
Yang pertama dengan menggunakan cara tertulis yakni dengan adanya sebuah percakapan yang menunjukkan karakter langsung dari tokoh. Berikutnya adalah secara tersirat melalui tindak-tanduk yang di gambarkan dari segi cerita.
Sedangkan untuk karakter dari sifat sendiri, terbagi menjadi tiga yaitu karakter jahat karakter baik dan tokoh penengah. Lalu jenis tokoh sendiri, bisa di gambarkan sebagai tokoh utama ataupun sebagai tokoh figuran.
3. Menentukan Alur Cerita
Apabila tema dan karakter sudah di tentukan, berikutnya susunlah sebuah alur cerita yang merupakan inti penting dari naskah drama. Dalam penjabarannya, sebuah alur cerita bisa di tuliskan maju atau mundur, atau boleh juga menggunakan alur campuran. Bergantung pada penulis yang ingin mengajarkannya.
Alur maju, merupakan jalinan cerita yang di buat dengan urutan kejadian masa lalu menuju masa depan. Sedangkan untuk alur mundur, merupakan cerita dari masa depan yang seolah-olah terjadi flashback ke kejadian masa lalu. Alur campuran merupakan perpaduan antara kedua alur tersebut.
4. Membuat Kerangka Cerita
Apabila sudah mendapatkan cara penggambaran alurnya, lakukanlah pembuatan kerangka naskah drama. Naskah ini, mengacu pada tiga hal yang sudah dijelaskan pada bagian awal yaitu pada prolog dialog dan epilog. Sehingga, cerita yang di suguhkan akan benar-benar terasa karena memenuhi tiga aspek tersebut.
Bukalah sebuah pementasan drama dengan melakukan pengenalan tokoh, atau disebut bagian prolog. Kemudian, di lanjutkan dengan percakapan antar tokoh. Perlahan-lahan kenalkanlah situasi yang sedang di alami tokoh atau menuju konflik, baru setelah itu tempatkanlah tokoh pada puncak konflik untuk menjadi puncak dari naskah drama.
Apabila sudah berada pada puncak tersebut, selanjutnya carilah sebuah penyelesaian atas konflik yang di alami tokoh. Baru drama akan memasuki fase epilog, di mana pada fase tersebut penyelesaian terhadap permasalahan sudah di alami dan terdapat akhir dari pementasan drama.
5. Menyusun Dialog Antar Tokoh
Penyusunan dialog, dilakukan secara terpisah dari kerangka cerita. Hal ini, bertujuan agar dialog yang dilakukan antar tokoh tersebut jauh lebih mengena dan penonton bisa memahami kondisi setiap tokoh. Jadi, cerita yang di suguhkan benar-benar akan membuat penonton terbawa suasana.
Dalam menyusun sebuah dialog, usahakan setiap tokoh mendapatkan porsi yang sama. Tujuannya, agar tidak ada tokoh yang menjadi pajangan seperti orang yang berlalu lalang saja pada pementasan tersebut, karena naskahnya dialognya yang singkat.
6. Menulis Ulang Naskah
Cara membuat naskah drama yang terakhir adalah menulis ulang naskah yang sudah di susun. Penulisan ulang naskah ini di maksudkan untuk mengembangkan jalinan cerita yang terdapat pada naskah drama. Penulisan ulang ini, mengacu pada kerangka dan alur yang ada, namun dilengkapi dengan dialog yang utuh.
Apabila sudah memasuki fase penulisan, maka selamat cara pembuatan naskah drama yang layak untuk di pentaskan sudah selesai. Berikutnya, lakukan pembacaan ulang terhadap naskah yang sudah di tulis, lakukan saja perbaikan apabila terdapat bagian-bagian yang belum sempurna.
Unsur yang Harus Ada dalam Naskah Drama
Dalam drama terdapat unsur yang harus ada. Unsur tersebut, merupakan pondasi awal yang menunjukan kualitas drama. Sama seperti cerita, drama memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda baik dalam segi unsur intrinsik maupun ekstrinsik. singkatnya unsur-unsur tersebutlah yang mampu menciptakan drama unik dan baru.
Jadi jika menanyakan mengenai bagaimana cara membuat naskah drama, maka hal yang pertama perlu di lakukan adalah dengan memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik. Guna menambah pemahamanmu mengenai kedua unsur tersebut cobalah perhatikan penjelasan berikut.
1. Unsur Intrinsik Drama
Unsur intrinsik mengendalikan drama dari dalam, maknanya di sini setiap unsur tersebut akan berpengaruh terhadap cerita yang di bawakan. Serta, unsur ini sering di bilang sebagai pembangun sebuah cerita drama dari dalam karena berasal dari naskah drama tersebut. Sebagai penjabaran unsur ini terbagi menjadi:
- Tema.
- Latar.
- Tokoh.
- Alur.
- Dialog.
- Judul.
- Amanat.
2. Unsur Ekstrinsik
Sedangkan unsur ekstrinsik drama merupakan pembangunan cerita yang di pengaruhi oleh faktor-faktor luar. Wajarnya hal ini di pengaruhi oleh keadaan penulis naskah drama tersebut. Berikut ini faktor-faktor yang menjadi unsur ekstrinsik drama:
- Pendidikan.
- Kondisi tempat tinggal.
- Ekonomi.
- Gaya berpikir.
Sebetulnya cara membuat naskah drama tersebut mudah, namun dalam prosesnya di butuhkan sebuah keseriusan yang tinggi, agar cerita yang di buat bisa berkesan. Sehingga, bisa di simpulkan para penulis yang sudah handal dalam membuat naskah adalah orang-orang yang sudah terbiasa untuk berlatih.