Pengertian Transform dan Jenis Pergerakan Lempeng Lainnya

Pada dasarnya, bumi ini memiliki permukaan yang terbentuk dari lempeng-lempeng tektonik yang bergerak. Salah satu lempeng yang menarik untuk dipelajari adalah transform. Oleh karenanya, pada artikel ini akan dijelaskan pengertian transform beserta detail lainnya.

Selain penjelasan tentang transform, akan dipaparkan juga tentang lempeng-lempeng lainnya. Informasi ini akan diberikan agar proses membedakan gerakan antar lempengnya lebih mudah dilakukan dan tidak salah memahaminya.

Kemudian ada juga penjelasan tentang macam-macam patahan akibat gerakan transform. Semua penjelasan ini akan dipaparkan secara menyeluruh agar bisa dipahami dengan baik. Simak detailnya sebagai berikut:

Pengertian Transform

Definisi Transform

Sebelum membahas tentang pengertian transform, maka akan dijelaskan dulu tentang pengertian lempeng tektonik. Jadi sebenarnya, gerakan lempeng transform ini merupakan salah satu yang ada dalam lempeng tektonik.

Lempeng adalah penyusun bumi yang ada pada lapisan paling atas. Sedangkan tektonik adalah pergerakan di area kerak bumi yang bisa menghasilkan lipatan, patahan, dan lekukan. Kondisi ini menyebabkan permukaan bumi ada yang tinggi dan rendah.

Salah satu gerakan lempeng tektonik yang sering ditanyakan dalam materi adalah gerakan transform. Pengertian transform sendiri adalah struktur gerakan yang saling bergesekan dengan arah berlawanan. Gerakan ini biasa juga disebut dengan gerak sesar mendatar.

Salah satu contoh gerakan transform adalah terjadinya gesekan antara lempeng Benua Amerika Utara dengan lempeng Samudra Pasifik. Fenomena ini menghasilkan patahan San Andreas. Lokasinya sendiri membentang dari San Fransisco sampai Los Angeles.

Jenis Pergerakan Lempeng Lainnya

Selain transform, ada juga beberapa jenis pergerakan lempeng lain yang sering terjadi dalam lempeng tektonik. Jadi pada artikel ini, bukan hanya pengertian transform saja yang dijabarkan namun juga pengertian gerakan lainnya.

Bukan hanya transform, masih ada empat gerakan lainnya yang pernah terjadi. Setiap gerakan ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga menarik untuk dibahas. Lihat daftar dan penjelasannya berikut ini:

1. Pergerakan Konvergen

Pergerakan selain transform yang terjadi adalah konvergen. Jenis pergerakan ini terjadi saat lempeng-lempeng berdekatan bahkan sampai bertabrakan dan terjadi tumbukan. Biasanya, arena terjadinya tabrakan karena pergerakan ini dinamai dengan zona konvergen.

Jika terjadi tabrakan ini, maka besar kemungkinan akan terjadi beberapa fenomena lanjutan. Ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi menyesuaikan kondisi lempengnya masing-masing. Inilah tiga kemungkinan tersebut:

  • Tabrakan antar lempeng samudra: bisa menyebabkan kemunculan daerah kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung laut.
  • Tabrakan antara lempeng benua dan samudra: bisa menyebabkan terbentuknya gunung berapi aktif di daratan benuanya.
  • Proses tabrakan antar lempeng benua: bisa menyebabkan terjadinya lipatan yang luas dan tinggi. Salah satu contoh yang pernah terjadi adalah terbentuknya dataran tinggi tibet dan pegunungan himalaya.

2. Pergerakan Divergen

Kemudian ada juga pergerakan divergen yang terjadi saat dua lempeng saling menjauh. Apabila hal ini terjadi, maka zona yang timbul bernama zona divergen. Bumi sendiri sudah memiliki zona ini di beberapa titik.

Sebagai gambaran, maka akan diberikan beberapa fenomena divergen yang pernah terjadi di bumi. Setidaknya ada empat fenomena paling terkenal yang kemunculannya sangat menarik. Inilah daftarnya:

  • Kemunculan pulau vulkanik di tengah Samudra Atlantik. Tepatnya di perbatasan lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia. Hal yang mendasari fenomena ini adalah keluarnya magma dari dalam bumi.
  • Gerakan saling menjauh antara lempeng Amerika bagian selatan dan lempeng Afrika.
  • Munculnya celah tanggul dasar samudra di lingkup laut Atlantik yang struktur memanjang. Letaknya sendiri ada di dekat Kutub Selatan sampai Kutub Utara. Dengan adanya celah ini, maka Benua Afrika dan Eropa saling berjauhan dengan Amerika.

3. Pergerakan Epirogenetik

Ada juga gerakan epirogenetik yang bisa terjadi. Sebenarnya, gerakan epirogenetik ini didasari pada luas dan waktu terjadinya. Jadi epirogenetik tidak satu rumpun dengan gerakan divergen, konvergen, dan transform.

Gerakan epirogenetik ini merupakan gerakan yang lebih lambat dan prosesnya memakan waktu yang relatif lama. Daerah yang terkena dampak gerakan epirogenetik juga bisa sangat luas dan tidak hanya wilayah kecil saja.

Salah satu contoh gerakan epirogenetik adalah peristiwa tenggelamnya Benua Gondwana yang menjadi Sesar Hindia. Fenomena tersebut juga terjadi secara lambat namun wilayah terdampaknya termasuk sangat luas.

4. Pergerakan Orogenetik

Terakhir ada gerakan orogenetik yang merupakan kebalikan dari gerakan orogenetik. Proses pergerakan ini jauh lebih cepat. sedangkan wilayah terdampaknya tidak terlalu luas dan termasuk sangat sempit.

Sebenarnya, gerakan orogenetik ini sering disebut dengan proses pembentukan pegunungan. Hal ini dikarenakan beberapa fenomena yang sudah terjadi membentuk pegunungan yang sampai sekarang masih ada.

Pegunungan yang terbentuk dari gerakan orogenetik adalah Rocky Mountain, Andes, Sirkum Mediterania, dan yang lainnya. Selain itu, gerakan orogenetik juga bisa menyebabkan lipatan dan patahan.

Macam-Macam Patahan

Seperti yang sudah dikatakan pada pengertian transform dan pembahasan lainnya, gerakan lempeng tektonik ini bisa menyebabkan berbagai patahan. Bahkan patahan-patahan ini sudah terjadi di Bumi dan fenomenanya bisa diketahui dengan mudah.

Namun jika dijabarkan, ada tiga jenis patahan yang muncul di bumi. Agar proses pemahamannya bisa dilakukan dengan mudah, maka pada bagian ini akan dijelaskan satu per satu tentang jenisnya. Simak uraian ini untuk mengetahuinya:

1. Patahan Karena Tekanan Horizontal

Pertama ada patahan yang disebabkan oleh adanya dua tekanan secara horizontal yang saling menjauh. Karena posisinya saling menjauh, maka terjadilah retakan pada lapisan batuan yang bentuknya termasuk besar.

Jika retakan ini diperhatikan, maka pada salah satu bagiannya akan merosot. Hal ini juga membentuk lembah patahan atau yang biasa dinamai dengan graben. Fenomena seperti ini termasuk sangat besar dan wilayahnya luas.

2. Patahan Karena Tekanan Vertikal

Lalu ada juga patahan yang disebabkan tekanan dengan arah vertikal. Apabila ada gerakan endogen pada litosfer dengan arah vertikal, maka muncullah tekanan yang membumbung dan retakan akan langsung terjadi secara cepat.

Uniknya, patahan jenis ini akan menghasilkan batuan yang tinggi dan rendah. Karena gaya berat, maka salah satu bagiannya akan menurun dan membentuk graben. Sedangkan salah satunya akan tinggi dan membentuk horst.

3. Patahan Karena Dua Tekanan Horizontal Berlawanan Arah

Terakhir ada patahan yang disebabkan oleh dua tekanan horizontal yang pergerakannya berlawanan arah. Saat terjadi tenaga endogen di litosfer dengan arah mendatar dan berlawanan, maka patahan ini akan muncul.

Bentuknya sendiri seperti sesar mendatar atau biasa dinamai dengan strike slip. Jenis patahan yang masuk dalam kelompok ini adalah reverse faults, normal faults, dan strike slip faults. Semua jenis ini akan muncul berdasarkan arah geraknya.

Semua penjelasan diatas sudah mencakup pengertian transform, jenis pergerakan lainnya, serta macam-macam patahan yang ditimbulkan. Karena penjelasannya sudah luas, maka proses pemahamannya akan mudah.

Pastikan untuk mempelajari semua hal di atas agar wawasan tentang pergerakan lempeng bisa bertambah. Biasanya materi tentang lempeng ini juga masuk dalam soal sehingga jika dipahami, maka proses menjawabnya akan mudah.