Kumpulan Legenda dari Jawa Tengah yang Paling Populer

Legenda dari Jawa Tengah

Perkembangan suatu budaya tidak terlepas dari kisah-kisah rakyat yang di milikinya, seperti legenda. Contohnya legenda dari Jawa Tengah yang terkenal di kalangan masyarakat, seperti Timun Mas beserta Jaka Tarub. Sejatinya legenda dapat menjadi pengingat akan kisah di masa lalu beserta pesan moralnya.

Sekilas Tentang Legenda di Jawa Tengah

Legenda merupakan kisah rakyat yang di ceritakan kembali dari satu orang ke yang lain, sehingga tidak di ketahui persis siapa penceritanya. Genre cerita ini berbentuk narasi, dimana terdapat penggambaran perilaku manusia yang di yakini pernah betul-betul terjadi. Narasinya biasanya menggambarkan nilai-nilai dalam kehidupan.

Selain itu juga di ceritakan dengan gaya bercerita yang membuatnya terkesan nyata. Sebagai bagian cerita rakyat, penyebaran legenda di masyarakat sangat masif dengan tujuan menunjukkan asal-usul daerah ataupun pusaka tertentu. Isi ceritanya juga berkaitan dengan mitos, hal gaib, sihir yang memainkan imajinasi.

Kisah-kisah legendaris ini diteruskan dan diyakini sebagai asal-usul dari sebuah tempat. Misalnya legenda dari Jawa Tengah yang mengisahkan terbentuknya destinasi wisata seperti Rawa Pening. Peristiwa bersejarah digambarkan dengan penokohan yang memiliki karakter serta permasalahannya masing-masing.

Legenda dari Jawa Tengah

Jawa Tengah menyimpan banyak legenda yang menarik untuk di ceritakan kembali dan di serap maknanya. Kisah-kisahnya menarik, dan memiliki unsur gaib yang tidak berlebihan namun membuat penasaran. Berikut beberapa di antaranya:

1. Timun Mas

Timun Mas

 

Kisah tentang Timun Mas merupakan legenda yang sangat populer dan familiar di Indonesia, terutama wilayah Jiwa. Kisahnya di muat di banyak buku dongeng hingga di jadikan animasi atau film. Kisah di mulai dari Mbok Rondo, wanita yang belum pernah memiliki anak hingga suaminya tiada.

Meski sudah tua, keinginannya untuk memiliki anak sangat kuat hingga dirinya memohon kepada raksasa. Raksasa tersebut setuju untuk membuat perjanjian dengan memberikan timun yang warnanya kekuningan. Dari timun tersebut akan lahir bayi, namun raksasa memiliki syarat tersendiri.

Apabila bayi tersebut perempuan, Mbok Rondo di wajibkan untuk menyerahkannya kepada raksasa untuk di jadikan santapan. Mbok Rondo menyetujui dan merawat timun tersebut selama tujuh hari lamanya. Setelah itu, lahirlah sosok bayi perempuan cantik.

Mbok Rondo yang tidak tega untuk memberikannya kepada raksasa kemudian memohon kelonggaran. Raksasa setuju dan mengizinkan untuk merawatnya hingga usia 17 tahun. Pada akhirnya, Mbok Rondo mengingkari janjinya. Raksasa yang murka mengejar Timun Mas hingga ke hutan.

Timun Mas ternyata memiliki kekuatan magis. Ia berusaha kabur sambil menebar bibit timun serta jarum. Bibit timun menjadi tanaman raksasa, jarum-jarumnya tumbuh menjadi batang bambu raksasa. Timun Mas juga menaburkan garam yang menjadi lautan luas hingga raksasa terpeleset.

Si raksasa tetap berupaya mengejar, kemudian keluarlah senjata terakhir Timun Mas yakni terasi. Sepotong terasi ini menjadi hamparan lumpur yang amat luas dan dapat menghisap. Raksasa kemudian mati di dalam lumpur. Timun Mas kembali pulang dan hidup bahagia bersama Mbok Rondo.

2. Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari

Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari

 

Legenda dari Jawa Tengah selanjutnya berkisah tentang Jaka Tarub. Berlatar belakang di sebuah desa di mana Jaka Tarub tinggal bersama sang ibu yang sudah tua dan sering sakit. Jaka Tarub mendapatkan penghasilan dari merawat ladang miliknya dan terkadang ke hutan untuk berburu.

Suatu hari, sang ibu meninggal dunia karena penyakitnya. Jaka Tarub yang sangat terpukul kemudian menjadi pemuda yang seringkali melamun, tidak pekerja keras seperti dahulu hingga ladangnya terbengkalai. Suatu ketika, di rinya yang sedang mencari air di sungai bertemu dengan tujuh orang bidadari.

Semuanya sangat cantik dan membuat Jaka terpesona. Tiba-tiba muncullah ide untuk menyembunyikan pakaian serta selendang dari salah satu bidadari. Betapa terkejutnya para bidadari ketika mereka hendak pulang ke kayangan, baju salah satu temannya yang bernama Nawang Wulan hilang.

Nawang Wulan kemudian memohon sambil berjanji, jika ada perempuan yang menemukan pakaiannya akan di jadikan saudara. Sementara itu, jika laki-laki akan di jadikannya suami. Jaka yang mendengar ini langsung memberikan pakaian sang ibu kepada Wulan.

Sesuai janji, mereka berdua pun menikah hingga di karuniai anak yang cantik bernama Nawangsih. Beberapa tahun setelah menikah, tanpa sengaja Wulan menemukan pakaian serta selendangnya dan tahu bahwa ternyata suaminya sendiri yang menyembunyikannya.

Ini membuat Wulan sangat murka, mengenakan pakaiannya lagi dan kembali menuju kahyangan. Jaka sangat menyesal dan memohon agar Wulan kembali. Namun apa daya, Wulan terlanjur murka karena merasa dibohongi selama ini. Ia hanya mau kembali bila Nawangsih membutuhkan dirinya.

3. Keong Mas

Legenda dari Jawa Tengah populer selanjutnya adalah cerita tentang Keong Mas. Di kisahkan Raja Kertamata yang memiliki dua putri cantik bernama Dewi Galuh serta Candra Kirana. Suatu ketika, seorang pangeran yang dari negeri sebelah datang dan tertarik dengan Candra Kirana.

Pangeran kemudian melamar Candra Kirana dan di terima. Sayangnya, Dewi Galuh merasa iri dan menganggap dirinya lebih layak untuk mendapatkan pangeran. Ia kemudian memulai rencana agar Candra Kirana hengkang dari kerajaan. Dirinya meminta bantuan nenek sihir untuk merapal mantra.

Nenek sihir tersebut bertemu dengan Candra Kirana, lalu mengubahnya menjadi keong mas. Dirinya hanya dapat kembali ke wujud semula bila ada pangeran yang mencintainya. Keong mas kemudian terbawa ombak dan di temukan oleh seorang nenek yang kemudian merawatnya di rumahnya.

Sebagai bentuk terima kasih, keong mas diam-diam berubah ke wujud Candra Kirana saat sang nenek sedang tidak di rumah. Dirinya kemudian membersihkan rumah nenek serta memasak. Nenek tentu merasa heran dan ingin tahu siapa orang yang melakukannya diam-diam.

Suatu hari, sang nenek akhirnya mengetahui identitas dari keong mas karena mengintipnya diam-diam. Tanpa di duga, pangeran juga mendengar bahwa Candra Kirana sesungguhnya masih hidup. Ketika menjelajah hutan dan perbekalannya habis, pangeran mendatangi rumah nenek untuk meminta bantuan.

Betapa terkejutnya ketika pangeran menemukan Candra Kirana di sana, berwujud keong mas yang di rawat oleh sang nenek. Pangeran kemudian membawanya kembali ke kerajaan, dan keduanya pun menikah.

4. Rawa Pening

cerita rawa pening

 

Legenda dari Jawa Tengah selanjutnya merupakan asal usul dari destinasi wisata di Semarang yang di namakan Rawa Pening. Luas tempat ini hingga 2.670 hektar dan menawarkan keindahan yang nyaman di pandang. Legenda ini mengisahkan pemuda yang berwujud naga, yaitu Baru Klinting.

Ibunya adalah Endang Sawitiri, ayahnya Ki Hajar Salokantara yang seorang pertapa. Suatu hari, Baru Klinting di perintah ayahnya untuk melakukan pertapaan di Bukit Tugur agar dapat berubah menjadi sosok manusia.

Pada masa pertapaannya, Baru Klinting menemukan desa yang sangat makmur namun penduduknya sombong dan membenci orang-orang miskin. Namanya adalah Desa Pathok. Batu Klinting yang kala itu sudah berwujud manusia datang dengan maksud memberikan pelajaran kepada penduduk yang mencaci makinya karena nampak lusuh.

Ketika berusaha mengingatkan, ia justru di hardik dan di usir. Kemudian Baru Klinting yang marah menancapkan lidi di tanah dan menantang para penduduk untuk mencabutnya. Tidak seorang pun, termasuk pria perkasa berhasil mencabutnya. Mereka justru menantang balik Baru Klinting untuk mencabutnya.

Dengan kesaktiannya, Baru Klinting dapat mencabutnya dengan mudah. Ajaib, dari sana mengalir air yang sangat deras. Air ini dalam sekejap merendam keseluruhan desa bersama para warganya. Tempat inilah yang kemudian menjadi Rawa Pening.

Itu tadi beberapa legenda dari Jawa Tengah yang memiliki karakteristik masing-masing. Semua cerita di iringi dengan pesan moral pada akhir penyelesaian masalah. Hal inilah yang membuat setiap legenda menarik, karena tidak hanya menunjukkan unsur semi-imajiner namun juga di iringi makna yang dapat di serap pendengarnya.

Baca Juga: Legenda dari Kalimantan Barat yang Paling Terkenal di Indonesia