Pengertian Suhuf Dalam Islam dan 5 Nabi Penerimanya

Pengertian Suhuf

Suhuf adalah bentuk jamak dari kata “sahifa” yang artinya, koran atau lembaran yang menjadi media untuk tulis menulis. Secara istilah, pengertian suhuf dapat diartikan sebagai wahyu Allah SWT dalam bentuk lembaran yang berisi pujian-pujian dan dzikir, lalu diturunkan kepada nabi-nabi tertentu yang terpilih. 

Namun, tahukah kamu siapa saja Nabi yang mendapat keistimewaan untuk menerima suhuf ini? Mari simak!

suhuf

Pengertian Suhuf

Dari segi bahasa (etimologi), pengertian suhuf merupakan bentuk jamak dari Bahasa Arab, yakni shahifah yang artinya lembaran. Dan secara istilah (terminologi), wahyu yang diterima oleh para nabi atau rasul Allah SWT yang kemudian dicatat dan dikumpulkan dalam bentuk lembaran-lembaran. 

Sebagaimana yang terungkap dalam firman Allah SWT melalui dalil berikut:

al aala ayat 18-19

Artinya: Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab (suhuf) yang terdahulu, (yaitu) kitab-kitab (suhuf) Ibrahim dan Musa. (Surat Al-A’la ayat 18 – 19)

Kedua ayat ini merupakan satu kesatuan yang menjelaskan bahwa ayat-ayat sebelumnya juga terdapat dalam suhufnya Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa as. Arti suhuf dalam konteks dalil ini merupakan lembaran-lembaran yang berisi wahyu ilahi yang diturunkan kepada nabi beserta rasul yang dipilih-Nya. 

Kedua ayat ini memiliki makna tersirat bahwa Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa as juga mendapatkan wahyu dari Allah dalam bentuk suhuf yang isinya berkesinambungan dengan ajaran tauhid. Suhuf-suhuf yang dikumpulkan ini kemudian disebut dengan istilah mushaf, yang arti harfiahnya adalah kumpulan lembaran-lembaran (suhuf).

Lembaran tersebut bisa berupa kertas, daun, kulit unta, pelepah pisang, dan lain-lain. Dalam konteks zaman sekarang, suhuf hampir mirip seperti brosur atau memo yang dikumpulkan dan disusun. 

Tak jarang orang yang salah mengartikan bahwa suhuf itu sama dengan kitab suci. Padahal, kedua istilah ini memiliki perbedaan tertentu meskipun sama-sama merupakan wahyu Allah SWT dan hanya beberapa nabi saja yang menerimanya. Lantas, apa perbedaan antara suhuf dan kitab?

Beda Antara Suhuf dan Kitab

Suhuf dan kitab memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari berbagai sisi. Untuk lebih jelasnya, simak uraian berikut:

1. Dari Segi Bentuknya

Perbedaan utama dari suhuf dan kitab yang paling mudah teridentifikasi adalah dari bentuknya. Bentuk suhuf cenderung lebih tipis bahkan masih berupa lembaran-lembaran terpisah.

Sedangkan kitab umumnya berbentuk lebih tebal karena telah dibukukan secara runtut dan sistematis. Dalam hal ini, Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Quran yang kita sebut sebagai kitab.

2. Dari Isinya

Perbedaan lainnya yang cukup signifikan adalah bahwa isi suhuf tidak membahas persoalan hukum. Suhuf hanya berisi pujian dan dzikir kepada Allah serta nasihat-nasihat sederhana tentang kehidupan manusia. 

Sementara itu, isi kandungan dari kitab cenderung lebih lengkap. Mulai dari tentang petunjuk mengenai aqidah, kisah-kisah umat di masa lampau, hukum, akhlak, ibadah dan muamalah, hingga ilmu pengetahuan (sains).

3. Dari Masa Berlakunya

Berdasarkan masa berlakunya, suhuf dan kitab juga berbeda. Masa berlaku suhuf hanya sementara saja karena isinya yang sangat sederhana. Sedangkan isi dalam kitab akan terus berlaku sesuai dengan masa umat yang menerima kitab tersebut. 

4. Dari Kewajiban Menyampaikannya

Nabi dan rasul yang menerima suhuf tidak diwajibkan untuk menyampaikan isi atau ajaran dari suhuf tersebut kepada umatnya, melainkan untuk dirinya sendiri. Sedangkan bai atau rasul yang menerima kitab, memiliki kewajiban untuk menyampaikan atau mengajarkan isi dari kitab tersebut kepada umatnya.

Daftar Nabi Penerima Suhuf

Berdasarkan berbagai sumber sejarah, terdapat lima nabi atau rasul yang menerima suhuf dari Allah, di antaranya:

1. Nabi Adam as (10 Suhuf)

Nabi Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di bumi ini. Menurut sejarah, Adam as diciptakan dari tanah liat dan ditiupkan ruh ke dalamnya untuk memberikan kehidupan. Allah SWT menciptakan Adam as sebagai khalifah-Nya di bumi, yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola bumi serta menyembah-Nya.

Allah SWT memberikan Adam AS kemampuan untuk memahami bahasa dan memberikan pengetahuan kepadanya tentang nama-nama segala sesuatu di bumi. Oleh sebab itulah, Nabi Adam dipercaya menerima suhuf dari Allah SWT sebanyak 10 lembar.

2. Nabi Syits (50 Suhuf)

Adam as dan Hawa memiliki banyak anak, salah satunya adalah Nabi Syits (Seth), yang juga dianggap sebagai nabi dalam Islam. Di antara semua keturunan Nabi Adam as, Syith merupakan salah satu anaknya yang benar-benar saleh. 

Nama Syits sendiri berarti ‘hadiah’ sebagai wujud pemberian Allah SWT kepada Adam as berupa seorang anak yang saleh, setelah kematian anaknya yang bernama Habil. Selain berbakti, Syits diketahui memiliki berbagai kelebihan, baik dari segi kecerdasan, ketakwaan, dan kepatuhan. 

Itulah sebabnya Adam as mengajarkan ilmu pengetahuan lebih banyak kepada Syits daripada anaknya yang lain. Bahkan, menjelang ajalnya, Nabi Adam as mempercayakan kepada Syits untuk memimpin anak cucu Adam dengan peraturan dan hukum Allah yang telah beliau ajarkan. 

Syits bahkan diamanatkan untuk memerangi Qabil, saudaranya sendiri. Berbekal pedang, tali, tabut, dan kuda dari surga, akhirnya Syits memenangkan perang tersebut. Tak lama setelah itu, Syits diangkat menjadi nabi dan menerima perintah-perintah dari Allah SWT yang ditulis dalam 50 lembar (suhuf).

3. Nabi Musa (10 Suhuf)

Musa lahir dan tumbuh di Mesir saat raja Fir’aun memerintah pada masa itu. Fir’aun sendiri merupakan raja yang terkenal sangat dzalim bahkan mengaku-ngaku dirinya sebagai Tuhan. 

Ketika Musa dewasa, Allah SWT memilihnya untuk menjadi seorang nabi untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada umat manusia. Nabi Musa AS diutus untuk membebaskan orang Israel dari perbudakan di bawah kekuasaan Firaun. Dalam masa kenabiannya, Musa menerima kitab Taurat juga suhuf sebanyak 10 lembar.

4. Nabi Ibrahim (30 Suhuf)

Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat taat dan patuh kepada Allah SWT, meskipun tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menyembah berhala. Nabi Ibrahim juga dianggap sebagai bapak dari para nabi karena ia membangun Ka’bah di Makkah dan mengajarkan umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Menurut beberapa riwayat, suhuf yang diterima Nabi Ibrahim berisi nasihat-nasihat dan perumpamaan. Isi suhuf tersebut sebagian tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-A’la ayat 9 – 19 dan surat An-Najm ayat 36 – 41. 

5. Nabi Idris (30 Suhuf)

Idris merupakan putra dari Qabil (anak Nabi Adam as) dan Iqlima. Beliau diketahui merupakan manusia pertama yang bisa baca tulis. 

Dalam Surat Al-‘Alaq ayat 4 – 5 pun dikisahkan bahwa Nabi Idrislah yang mengajarkan kepada umat manusia tentang cara membaca dan menulis. Karena kepandaiannya inilah, Nabi Idris menerima suhuf dari Allah SWT sebanyak 30 lembar. 

Itulah semua informasi terkait pengertian suhuf beserta nabi-nabi yang menerimanya dan perbedaannya dengan kitab. Semoga postingan kali ini semakin memperdalam wawasan kamu terkait agama Islam, khususnya mengenai suhuf.