10 Tarian Tradisional Sulawesi Selatan yang Paling Terkenal

Tarian Tradisional Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki latar belakang suku dan penduduk yang cukup heterogen. Terdapat beberapa suku yang sangat dominan di provinsi ini yaitu suku Bugis, Mandar, hingga Makassar. Berbagai kebudayaan seperti tarian tradisional Sulawesi Selatan juga sangat beragam.

Disebutkan bahwa setidaknya provinsi ini memiliki 316 jenis tarian. Dari jumlah tersebut, berasal dari berbagai suku yang tersebar di provinsi ini. Sama halnya dengan tarian tradisional lainnya, tarian yang ada di provinsi ini juga memiliki maknanya masing-masing.

10 Tarian Tradisional Sulawesi Selatan Yang Perlu Diketahui

Setiap tarian mempresentasikan kebudayaan dan kebiasaan yang dipegang teguh oleh setiap masyarakat. Berikut beberapa tarian tradisional yang berasal dari Sulsel yang sarat akan makna, antara lain:

1. Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena

Tarian tradisional Sulawesi Selatan ini sering kali dibawakan untuk mempromosikan pariwisata di provinsi tersebut. Menurut bahasa setempat, Pakarena memiliki makna yaitu “Main”.

Tarian ini sendiri sudah ada sejak zaman kerajaan Gowa. Menurut legenda, tarian ini berasal dari cerita perpisahan dari penghuni kahyangan dan bumi. Sebelum berpisah, penghuni khayangan mengajarkan cara bertahan hidup dengan gerakan.

Kemudian tarian tersebut dijadikan suatu ritual sebagai tanda syukur atas ajaran yang diberikan penghuni kahyangan. Tidak hanya itu, gerakan tarian ini juga menjadi gambaran dari perempuan Gowa yang setia terhadap suami.

Setiap pola gerakan memiliki maknanya masing-masing. Contohnya gerakan gerakan berputar yang searah dengan jarum jam. Gerakan tersebut mencerminkan siklus hidup manusia yang berputar seperti roda.

2. Tari Ma’Badong

Tari Ma’Badong

Tarian tradisional Sulawesi Selatan ini berasal dari suku Toraja. Perlu diketahui bahwa tari ini merupakan bagian dari Rambu Solo dimana setiap peserta membawakan tarian dengan formasi melingkar.

Semuanya saling berpegangan satu sama lain dengan mengaitkan jari kelingking pada setiap penari. Umumnya, tarian ini di perankan oleh pria dan wanita yang sudah setengah baya. Sambil menari, pemimpin tarian akan melantunkan syair yang di ikuti seluruh penari tarian tersebut.

Gerakannya seirama dengan syair yang di lantunkan. Perlu di ketahui bahwa tarian ini memiliki aturan baku yang tidak boleh di ganggu gugat. Di antaranya yaitu jumlah penari minimal 5 orang, syair lagu harus terstruktur, dan masih banyak lagi.

Dalam pertunjukan juga perlu di tambahkan riwayat hidup orang yang meninggal. Tarian ini memiliki durasi waktu yang cukup panjang. Bahkan ada yang hingga 3 hari 3 malam terus menerus di lakukan di area pelataran.

3. Pakkuru Sumange

Pakkuru Sumange

Tarian tradisional Sulawesi Selatan ini berasal dari Kabupaten Soppeng. Makna dari tarian ini memiliki simbol tentang kehidupan. Harapannya yaitu agar kehidupan masyarakat damai, di berkahi Tuhan, dan lain sebagainya.

Tarian ini biasanya akan di bawakan ketika menyambut tamu. Di dalamnya menggambarkan salam kesejahteraan yang di tujukan kepada setiap tamu dan tuan rumah. Selain itu, tarian ini juga berfungsi untuk memohon restu, melambangkan keakraban dan persahabatan.

Baca Juga: 8 Tarian Tradisional Sulawesi Barat yang Terkenal

4. Pattennung

Pattennung

Tarian tradisional Sulawesi Selatan ini bercerita mengenai para wanita yang sedang menenun. Di dalamnya terkandung pesan mengenai pentingnya memiliki kesabaran dan ketekunan dalam menjalani hidup.

Di samping itu, terdapat juga pesan mengenai bagaimana perempuan Toraja gigih dalam menenun kumpulan benang sehingga menjadi sebuah kain. Setiap penari akan memakai baju bodo panjang dan berbagai perlengkapannya. Penari juga menggunakan properti berupa sarung lempar.  

Tarian ini semakin meriah karena di iringi dengan musik tradisional. Biasanya musik instrumen yang digunakan yaitu gendang dan suling agar suasana di dalam pertunjukan lebih hidup.

5. Tari Ma’Randing

Tari Ma’Randing

Tarian ini juga masih berkaitan dengan upacara kematian atau Rambu Solo. Namun berbeda dengan sebelumnya, tari ini dibawakan ketika pemakaman besar dengan kasta yang lebih tinggi. Contohnya yaitu kalangan bangsawan.  

Pada dasarnya ini merupakan tarian perang atau patriotik dimana setiap penari akan mengenakan pakaian perang tradisional. Tidak lupa juga, mereka akan membawa berbagai perlengkapan perang seperti perisai besar, pedang, dan lain sebagainya.

Dalam upacara kematian, tari ini di bawakan dengan tujuan memuji almarhum ketika masih hidup. Uniknya, dalam tarian ini juga akan di perlihatkan bagaimana seseorang ketika menggunakan senjata tradisional tersebut.

Setiap penari akan berteriak dan saling menyemangati satu sama lain ketika menari. Bagi yang menonton, juga bisa mengikuti tarian ini. Makna yang sebenarnya dari tari ini yaitu penjagaan desa dan melindungi gadis dari penculikan yang dilakukan oleh desa tetangga.

6. Tari Pa’gellu

Tari Pa’gellu

Tarian tradisional Sulawesi Selatan berorientasi pada hiburan. Berasal dari suku Toraja, tarian ini  biasanya akan di bawakan untuk menyambut tamu, perkawinan, pesta rakyat, maupun perayaan lainnya.

Dalam pelaksanaannya, beberapa penari wanita biasanya akan mengenakan pakaian adat. Dahulu, sebelum adanya alat musik gendang, lesung digunakan sebagai pengiring tarian ini. Namun karena perkembangan zaman, pengiring tarian juga ikut berkembang.

7. Tari Pa’joge

Tari Pa’joge

Tarian tradisional Sulawesi Selatan ini di lakukan oleh sekumpulan penari wanita. Di katakan bahwa awalnya tarian ini menjadi hiburan bagi kalangan istana. Untuk penarinya sendiri merupakan gadis dengan latar belakang rakyat biasa.

Nantinya setiap penari akan menari sendiri sambil bernyanyi. Kemudian penari mencari pasangan dari kalangan penonton dengan memberikan daun sirih pada lelaki yang dipilih. Lelaki pilihannya tersebut kemudian akan menari bersama dengan penari.

8. Tari Gandrang Bulo

Tari Gandrang Bulo

Tarian tradisional Sulawesi Selatan ini merupakan tarian yang hingga saat ini masih d ilestarikan. Umumnya, tarian ini akan di bawakan ketika pesta rakyat. Di dalamnya terkandung lawakan dan unsur humor yang berisi kritikan terkait isu sosial, politik, maupun budaya.

Namun meskipun demikian, lawakan yang digunakan masih cukup menghibur. Tari ini merupakan simbol bagi masyarakat Makassar dan menggambarkan keceriaan karena lawakan yang di selipkan pada tarian.

Awalnya tarian ini hanya di iringi oleh instrumen musik tradisional berupa gendang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini mulai di iringi dengan berbagai hal menarik. Mulai dari  lagu jenaka, dialog humor, dan gerak tubuh yang humoris.  

9. Paduppa Bosara

Paduppa Bosara

Tarian ini seringkali di bawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Dalam tarian ini menggambarkan orang Bugis yang menyajikan Bosara sebagai tanda syukur dan kehormatan ketika tamu datang.

Sebenarnya, Bosara sendiri merujuk pada satu kesatuan utuh yang terbagi di dalam sebuah piring. Di bagian atasnya akan di berikan alas berupa kain rajut dari wol. Kemudian di atasnya juga akan di tempatkan piring untuk menyimpan tutup bosara dan kue.

10. Tari Manimbong

Tari Manimbong

Ini merupakan tarian yang berasal dari suku Toraja sebagai ungkapan dan bentuk syukur dari masyarakat setempat. Tarian ini di bawakan oleh penari lelaki yang berjumlah kisaran 20-30 orang.

Setiap penari menggunakan pakaian adat khusus. Gerakan pada tarian ini di iringi oleh syair lagu khusus. Tarian ini biasanya di kombinasikan dengan tarian lain dengan gerakan yang di iringi oleh irama yang sama.

Itulah beberapa contoh tarian tradisional Sulawesi Selatan. Setiap tarian memiliki ketentuan, ciri khas, dan maknanya masing-masing. Namun rata-rata setiap pemain akan mengenakan pakaian tradisional dan di iringi musik dalam pertunjukannya.