Indonesia memang kaya akan seni yang salah satu opsi rekomendasinya adalah seni tari. semua cakupan wilayah Indonesia memiliki jenis tarian yang khas, termasuk di wilayah Aceh. Tarian adat Aceh sendiri terhitung banyak dan semuanya memiliki karakteristik dan nilai yang sakral.
Apabila sedang mempelajari seni tari atau budaya aceh, maka jangan mengesampingkan informasi tentang tariannya. Jenis tarian Aceh yang banyak ini tentunya harus di pahami satu per satu agar unsur dan nilai sakralnya bisa di telaah.
9 Tarian Adat Aceh dengan Segala Keunikannya
Untuk itu, pada struktur kali ini akan kami kenalkan beberapa jenis tarian adat yang berasal dari lingkup Aceh secara menyeluruh. Bukan hanya daftar nama tariannya saja, namun juga penjelasannya. Simak rincian ini untuk mengetahuinya:
1. Tari Seudati
Jenis tarian pertama dari Aceh adalah Tari Seudati. Sebenarnya, nama “Seudati” ini berasal dari bahasa Arab yang artinya “Syahadat”. Tari, tarian ini berisi pesan kesaksian tentang adanya Allah dan Nabi Muhammad.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa nama tarian ini berasal dari kata “Seurasi” yang berarti suatu kekompakan. Apapun dasar namanya, namun tarian ini tetap mengangkat kisah masyarakat Aceh zaman dahulu beserta segala permasalahannya.
Uniknya, tarian ini tidak mendapat iringan alat musik apapun selama pementasan. Hanya ada lantunan syair langsung dari aneuk syahi yang dijadikan patokan utama dalam gerakan tari. Meski demikian, unsur keunikannya tetap ada dan tetap menarik.
2. Tari Saman
Jika semua tarian Aceh di sandingkan, maka yang paling menonjol adalah Tari Saman ini. Hal tersebut karena tarian ini sudah sangat terkenal bahkan sampai mendapat pengakuan dari UNESCO. Dengan demikian, bisa kita pastikan bahwa tingkat kepopuleran tarian ini sangatlah tinggi.
Dulu, tarian ini di sebarkan oleh Syekh Saman yang merupakan pendakwah agama Islam. Tujuannya sendiri adalah untuk memperkenalkan Islam dan mengajarkan ajaran-ajaran yang baik dengan memanfaatkan tarian yang sangat .
Saat tarian ini dilakukan, setiap penari akan memakai pakaian dengan warna mencolok dan melakukan tarian dengan duduk. Kemudian, gerakan tangan, pundak, serta suara yang khas akan menjadikan tarian ini mencolok dan menarik untuk dilihat.
3. Tari Likok Pulo
Tarian adat Aceh yang ketiga adalah Tari Likok Pulo. Nama tarian ini memiliki arti “gerak tari pulau”. Maksud dari pulau ini adalah Pulau Beras yang letaknya ada di ujung Pulau Sumatera, sebagai representasi utama yang digambarkan dalam tariannya.
Dulu, tarian ini dibuat oleh Syekh Ahmad Badron, seorang pedagang dan ulama yang asalnya dari Arab. Karena menarik, akhirnya tarian ini terus berkembang dan dilestarikan sampai sekarang. Jadi tidak heran jika tarian ini juga termasuk populer.
Pemanfaatan tarian ini sendiri adalah untuk menyambut masa panen atau menyudahi masa panen sebagai bentuk rasa syukur. Meski demikian, sekarang tarian ini lebih sering ditarikan untuk pertunjukan adat yang ada di wilayah Aceh.
4. Tari Tarek Pukat
Masyarakat Aceh umumnya memiliki pekerjaan sebagai nelayan. Salah satu alat yang sering dipakai nelayan adalah jala, yang dipakai dengan ditarik untuk mendapatkan ikan. Uniknya, hal sedetail ini juga dimasukkan dalam sebuah tarian khas Aceh.
Tarian tersebut bernama Tari Tarek Pukat. Kata “Pukat” ini berarti jala yang dipakai nelayan untuk mencari ikan, sedangkan kata “Tarek” bisa diartikan sebagai gerakan menarik. Jadi tidak heran selama tarian berlangsung, para penari akan memakai properti seperti tali menyerupai jala.
Meski jalan ceritanya adalah tentang keseharian masyarakat sebagai nelayan, namun tarian ini tetap di bawakan dengan sangat cantik dan menarik. Pakaian yang di kenakan penari juga sangat mencolok dengan warna-warna cantik yang khas.
5. Tari Laweut
Kemudian ada Tari Laweut yang juga masuk jajaran tarian adat Aceh khas yang harus di ketahui. Kata “Laweut” dalam nama tarian ini berarti “selawat”. Maksud dari selawat ini adalah sanjungan kepada Nabi Muhammad yang terus di lantunkan.
Dengan demikian bisa di pastikan bahwa tarian ini di fungsikan sebagai alat dakwah oleh para ulama terdahulu. Isi kandungan tariannya juga tentang ajaran Islam yang baik dan bisa di jadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.
Gerakan tari pada tarian ini tergolong lebih variatif di bandingkan tarian Aceh lainnya. Ada gerakan tepuk tangan, tepuk dada, hentakan kaki, dan bahkan gerakan tari. Kemudian ada syair-syair indah yang di jadikan tambahan ciri khas tariannya.
6. Tari Ratoh Duek
Tarian khas Aceh memang tidak terlepas dari aspek penyebaran agama Islam. Pada urutan keenam ini, ada Tari Ratoh Duek yang kata “Ratoh” sendiri berasal dari bahasa Arab dengan arti “rateb”. Arti rateb sendiri adalah berdzikir atau berdoa.
Namun bukan hanya mengajarkan unsur agama Islam, tarian ini juga menjelaskan tentang kehidupan masyarakat Aceh yang sangat kompak dan harmonis. Semua pesannya di curahkan dalam gerak tari yang sangat menarik, khas, dan berbeda dengan lainnya.
7. Tari Rapai Geleng
Sesuai dengan namanya, tarian adat Aceh yang satu ini memiliki gerakan menggelengkan kepala yang seirama dan selaras. Sedangkan kata “rapai” dalam namanya menjelaskan tentang alat musik gendang yang di fungsikan penari dalam tarian ini.
Isi dan pesan dari tarian ini sangat mendalam. Pertama, tarian ini menjelaskan tentang pesan moral yang harus di camkan oleh masyarakat. Kemudian untuk pesan yang kedua adalah tentang nilai keagamaan yang harus di jadikan pedoman dalam hidup.
8. Tari Guel
Jika dibandingkan dengan tarian-tarian di atas, Tari Guel ini termasuk yang paling mistis. Tarian yang berasal dari masyarakat Gayo ini biasanya difungsikan untuk upacara adat saja. Jadi tidak sembarang acara bisa memakai tarian yang satu ini.
Tarian ini di bawakan oleh penari pria dan tambahan penari wanita sebagai pelengkap. Namun selama tariannya berlangsung, penonton akan melihat gerak yang berbeda antara penari wanita dan pria. Gerakan penari pria cenderung lebih mendominasi dan aktif di bandingkan gerakan penari wanita.
9. Tari Didong
Terakhir ada Tari Didong yang tidak kalah menarik. Bukan hanya tarian saja, kesenian ini memasukan tari, sastra, serta vokal secara bersamaan. Jadi tidak heran jika tarian ini memiliki kesan mendalam yang khas, unik, dan sulit kita jumpai di tarian lainnya.
Jika tarian Aceh lain fokus pada penanaman moral kehidupan dan agama, namun untuk tarian ini lebih fokus pada permasalahan sosial masyarakat. Hal ini terbukti dengan pesan tariannya yang di gunakan untuk protes terhadap kekuasaan Jepang yang pernah menduduki Gayo.
Jadi tarian ini memang sudah ada sejak masa penjajahan, dan di manfaatkan masyarakat untuk menyebarkan semangat perlawanan. Meski demikian, dulu tarian ini di manfaatkan oleh tentara Jepang sebagai hiburan saat ada di wilayah Gayo.
Semua tarian adat Aceh yang sudah kami jelaskan di atas tentunya bisa di jadikan referensi tambahan yang sangat bermanfaat. Proses mendalami budaya Aceh dengan tarian ini tentunya sangat tepat, mengingat tarian Aceh memiliki pesan dan kesakralan yang tinggi.
Jadi siapa saja yang sedang belajar tentang Aceh, maka harus paham juga mengenai tariannya. Jika pemahaman tentang tariannya semakin baik, maka bisa di pastikan proses mendalami kebudayaan Aceh juga akan lebih baik dan terarah.