Cara Mengatasi Culture Shock Secara Efektif

Bagi Anda yang mempunyai rencana untuk menetap di luar negeri dalam waktu yang cukup lama, apakah sudah mempersiapkan kiat-kiat bagaimana cara mengatasi culture shock ? Jangan anggap enteng tinggal di luar negeri akan sama nyamannya dengan tinggal di Indonesia loh. Baiknya, Anda mengetahui cara efektif untuk mengatasi hal tersebut. Walaupun tinggal di luar negeri, baik untuk bekerja atau melanjutkan studi adalah impian banyak orang. Namun, ada saja hal yang memang tidak dapat kamu terima dengan cepat. Misalnya, perbedaan budaya yang ada dan kerinduan terhadap keluarga.

Oleh sebab itu, Anda harus mempersiapkan mental untuk menghadapi hal tersebut jika Anda sudah bertekad untuk menetap di luar negeri. Jika Anda tidak bisa mengatasi culture shock, hal tersebut dapat membuat Anda stres, sulit untuk beradaptasi, hingga mengganggu studi atau pun pekerjaan Anda. Sebelum Anda membaca mengenai tips cara mengatasi culture shock, ada baiknya Anda memahami terlebih dahulu apa itu culture shock.

Mengenal Apa Itu Culture Shock

cara mengatasi culture shock dan mengenal apa itu culture shock

Jika Anda sering mencari informasi tentang luar negeri, pastinya Anda mengetahui apa itu culture shock. Culture shock adalah keadaan seseorang yang mengalami keterkejutan budaya dan menyebabkan kegelisahan maupun ketidaknyaman ketika bertemu dengan budaya yang berbeda.

Seperti yang Anda ketahui budaya adalah kebiasaan yang diturunkan kelompok ke kelompok dalam ruang lingkupnya. Sehingga, budaya ini akan erat terhadap bagaimana cara kita untuk hidup, berinteraksi, bahasa & cara berkomunikasi, hingga bagaimana cara kita berpakaian.

Ketika Anda yang sudah terbiasa dalam suatu budaya, Anda akan cenderung menolak sesuatu yang berbeda dari yang biasa Anda lakukan.

Contohnya, negara barat terbiasa membersihkan bekas buang air besar dengan tisu basah. Sedangkan, kita selalu menggunakan air. Tentunya, Anda akan merasa risih jika Anda tinggal di Amerika dan tidak menemukan air di toilet yang mereka sediakan. Hal itu pun berlaku sebaliknya. Sebaiknya Anda mengetahui budaya mancanegara sebelum memutuskan untuk menetap disana.

Bagaimana jika kesana untuk liburan saja ? Untuk kasus ini, kami rasa culture shock tidak akan terlalu berdampak.

Mengapa demikian ? Ya, karena waktu liburan tidak akan lebih lama dari satu bulan. Dan waktu liburan midset Anda adalah bersenang-senang bukan untuk berjuang di negara tersebut.

Selain itu, ada beberapa fase dari culture shock sebagai berikut.

Fase-Fase Culture Shock

fase dalam cara mengatasi culture shock

Sebelum Anda mengetahui cara mengatasi culture shock, kenali fase-fase dari proses culture shock.

1. Fase Bulan Madu

Sesuai namanya, ini adalah fase paling menyenangkan ketika Anda baru pertama kali menginjakkan kaki di negara tujuan. Dengan perasaan yang penuh dengan kegembiraan, Anda sangat siap dan semangat mengawali hari di negara tersebut.

Mungkin jika Anda mempunya banyak uang, Anda akan sangat bersemangat sekali untuk mengitari kota dan liburan disana, atau pun mencicipi berbagai jenis makanan baru. Tentunya, kegembiraan ini muncul karena Anda sangat antusias untuk mendapatkan banyak pengalaman baru.

Sayangnya, fase ini hanya akan bertahan selama beberapa minggu saja. Dan parahnya, jika Anda tipe orang yang lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Mungkin, fase ini hanya bertahan beberapa hari saja.

2. Fase Frustasi

Bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit kemudian. Dengan awal yang menyenangkan dan perasaan gembira yang menggebu-gebu. Ternyata tidak dapat membendung akan rindunya rumah.

Pada tahap frustasi, Anda akan mulai stres karena ada mulai tidak nyaman terhadap perbedaan budaya atau dapat kita sebut culture shock. Kemudian, Anda mulai tidak bersemangat dan sulit menyesuaikan diri.

Ciri-ciri Anda memasuki tahap frustasi yaitu mulai tidak menyukai makanan negara tersebut, mengalami kesulitan komunikasi, capek dengan perbedaan bahasa, dan mulai rindu dengan kampung halaman.

Bersabarlah dan terus mencoba menumbuhkan sikap positif untuk melalui hari-hari tersebut.

3. Fase Penyesuaian Awal

Tentunya, tidak selamanya Anda akan berada dalam masa penuh dengan rasa stres. Anda lambat laun akan memaksakan untuk terbiasa hidup di lingkungan yang berbeda. Walaupun Anda tidak akan merasa segera nyaman, namun Anda mulai menerima segala perbedaan di sekitar Anda.

Pada tahap ini, Anda mulai mempelajari budaya negara tersebut dan mulai mempraktekannya. Pada tahap ini pula, Anda akan banyak mendapatkan berbagai pengalaman berharga terkait toleransi budaya.

Anda mulai terbiasa dengan rasa makanan mereka, bisa berkomunikasi dengan sekitar, dan mulai terbiasa untuk mengelola perasaan rindu kampung halaman.

4. Fase Penyesuaian Akhir

Proses akhir dari fase culture shock adalah ketika Anda sudah terbiasa hidup di negara tersebut. Anda sudah memahami lingkungan sekitar, mempunyai makanan favorit, bertoleransi dengan perbedaan budaya, dan mengetahui apa faktor utama yang memunculkan stres Anda pada tahapan pertama fase culture shock.

Dengan keadaan Anda yang saat ini sudah beradaptasi penuh, Anda dapat menjalai kehidupan dengan lebih leluasa, nyaman, dan tentram. Kehidupan kerja maupun studi akan lebih berjalan dengan lancar dan terfokus.

13 Cara Mengatasi Culture Shock

Cara mengatasi culture shock

Setelah Anda memahami suatu siklus dari culture shock, maka Anda akan lebih menyadari bahwa Anda perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi culture shock yang efektif. Berikut tips mengatasi culture shock yang efektif menurut visitpare.com

1. Memahami Perbedaan Budaya Sebelum Berangkat

Tak kenal maka tak sayang, bukan hanya berlaku kepada orang saja. Akan tetapi, hal tersebut berlaku juga terhadap kebudayaan. Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengalami culture shock adalah ketidaktahuan mereka terhadap budaya pada lingkungan baru yang mereka tempati.

Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin mengalami culture shock yang berlarut-larut. Anda perlu mengetahui dan memahami budaya negara tujuan Anda. Sehingga, Anda dapat mengatasi perbedaan budaya dan menginovasikan cara yang dapat menanggulangi perbedaan tersebut.

Misalnya, ketika Anda ke negara yang terbiasa membersihkan bekas buang air besar dengan tisu saja. Anda bisa membawa sebuah botol berisi air kemana-mana.

2. Pikirkan Hal Positif Saja

Cara paling jitu untuk mengatasi culture shock adalah dengan memikirkan seluruh hal-hal positif yang ada pada negara tersebut. Atau, Anda pun dapat memikirkan hal positif mengapa Anda bersemangat untuk menetap di negara tersebut.

Misalnya, Anda memikirkan tentang kualitas pendidikan di kampus Anda yang baru, memikirkan besarnya gaji yang Anda terima saat ini, berpikiran tentang tujuan Anda menempuh pendidikan atau pun bekerja lintas negara, dan berbagai hal yang dapat menumbuhkan rasa kegembiraan dan semangat pada diri Anda.

Tentunya, hal ini tidak akan sepenuhnya dapat menutupi kerinduan Anda terhadap kampung halaman. Namun, hal ini cukup meminimalisir dampak dari culture shock.

3. Cara Mengatasi Culture Shock Dengan Berpikiran Terbuka

Jika Anda adalah orang yang tertutup maka mengatasi culture shock akan semakin sulit. Dan jika Anda adalah orang yang terbuka maka sebaliknya.

Keterbukaan yang kami maksud adalah sikap kita untuk menerima sesuatu yang baru dan mentoleransi perbedaan tersebut. Pikiran yang terbuka akan meminimalkan tingkat stress yang Anda alami.

Seperti yang Anda ketahui, pada fase-fase culture shock obat mujarab dari stres karena tinggal jauh dari kampung halaman adalah sikap kita yang mulai menerima segala perbedaan.

Untuk menumbuhkan sikap keterbukaan, Anda dapat memahami budaya negara tujuan dan mencari alasan dibalik terjadinya budaya tersebut.

4. Cara Mengatasi Culture Shock Dengan Cara Hadapi Kenyataan

Cara ke-4 untuk mengatasi culture shock adalah dengan menerima kenyataan bahwa Anda sudah tinggal di tempat baru. Dengan menyadari kenyataan tersebut, Anda akan menekan tingkat stres dan mulai mencari bagaimana cara agar Anda lebih nyaman di tempat baru tersebut.

Dengan berani menghadapi kenyataan dengan lebih cepat, sama halnya dengan Anda mempersingkat fase culture shock. Jika Anda terus beranggapan negatif dan tidak menerima kenyataan yang terjadi, Anda dapat mengalami stres bahkan sakit.

Terimalah kenyataan dan mulai bangkit sekarang !

5. Ingat Apa Tujuan Anda

Tidak mungkin Anda pergi ke luar negeri tanpa memiliki tujuan yang kuat. Bisa saja Anda mempunyai tujuan untuk mencari penghasilan bagi keluarga di rumah atau pun mengejar cita-cita di kampus impian.

Tugas Anda terus mengingat hal tersebut, mengingat seluruh alasan yang dapat menguatkan hati Anda untuk terus maju bahkan di negeri seberang. Teruslah mengingat tujuan agar Anda dapat berpikiran positif, lebih terbuka, dan semangat dalam menjalani hidup di negeri seberang.

Dengan mempunyai tujuan yang kuat culture shock tidak akan berarti apa-apa.

Untuk memudahkan Anda mengingat tujuan Anda, tulislah tujuan Anda dengan besar di buku yang sering Anda buka atau Anda dapat menempelkan di dinding tempat tinggal Anda. Berikanlah kata-kata motivasi untuk mendorong semangat dalam menggapai cita-cita Anda.

6. Cari Penghilang Stres

Ketika Anda sedang dalam fase stres berat, Anda perlu mencari bagaimana cara untuk mengalihkan stres tersebut ke arah yang lebih baik. Anda dapat mengelilingi tempat tinggal Anda, mencari hiburan baru, berkunjung ke taman, atau bermain game.

Intinya, Anda harus mempunyai suatu kegiatan yang dapat mengalihkan pikiran Anda dari faktor penyebab Anda stres. Anda bisa mengikuti kegiatan warga lokal, kegiatan ekstrakulikuler sekolah, atau pun lembur di tempat kerja.

7. Lancar Menggunakan Bahasa Setempat

Salah satu hal yang dapat membuat para pelancong mengalami culture shock adalah ketidakmampuan mereka memahami sekitar, tidak memahami apa yang mereka bicarakan, dan kesulitan mengutarakan apa yang Anda inginkan.

Misalnya, Anda akan kesulitan untuk membeli makan, menanyakan arah, mendapatkan teman, dan sebagainya jika Anda tidak dapat berbicara bahasa mereka. Oleh sebab itu, sebelum Anda melancong ke luar negeri. Pastikan Anda menguasai bahasa setempat.

Bagaimana jika Anda hanya menguasai bahasa inggris ? Hal tersebut sangat bagus sekali, namun jika Anda berpergian ke negara yang rata-rata penduduknya tidak memahami bahasa Inggris seperti Jepang. Anda tetap patut bisa berbahasa Jepang seperti mereka.

Saran kami, jika Anda belum sampai pada tingkat menengah dalam segi bahasa. Lebih baik, Anda menahan niat Anda untuk pergi menetap ke luar negeri hingga Anda lebih fasih.

8. Berkomunikasi Dengan Keluarga via Online

Pada era internet ini, para pelancong tidak sesulit para pendahulunya sebelum tersedia internet. Anda dapat menghubungi keluarga di rumah melalui video call, telpon, whatsapp, atau pun saling mengirim pesan melalui sosial media.

Teruslah berkomunikasi dengan keluarga untuk menghilangkan stres yang Anda alami. Tentunya, dukungan keluarga adalah imun rekomendasi untuk melawan penyakit culture shock.

9. Bergaul Dengan Warga Setempat

Cara mengatasi culture shock berikutnya adalah bergaul dengan warga setempat. Salah satu faktor yang menyebabkan Anda stres saat menjadi pelancong adalah karena Anda tidak memiliki teman. Maka carilah teman disana.

Tentunya, syarat patut agar Anda mudah mendapatkan teman yaitu dengan mengerti bahasa mereka dan dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama.

Oleh sebab itu, kemampuan berbahasa menjadi kuncinya.

10. Cara Mengatasi Culture Shock Dengan Membuat Daftar Kesukaan

Cara ini sama halnya dengan cara mengingat tujuan, hanya saja pada cara ini Anda mengingat dan menuliskan hal yang Anda sukai dengan budaya negara tersebut dalam sebuah daftar. Bacalah daftar tersebut ketika Anda mengalami stres.

Kami menyarankan membuat daftar ini ketika Anda baru saja menginjakan kaki di luar negeri. Hal tersebut karena pada saat itu Anda merasakan perasaan bahagia dan cenderung menyukai banyak hal dengan tempat baru.

Misalnya Anda dapat menuliskan perasaan bahagia ketika baru saja datang dan menulis keindahan-keindahan kota.

11. Konsultasi Dengan Senior

Rasanya tidak mungkin Anda tidak akan menemukan teman seperjuangan di luar negeri baik untuk studi atau pun bekerja. Biasanya, Anda akan menemukan patner dari negara yang sama atau Anda akan menemukan senior dari negara yang sama.

Ketika Anda berjumpa dengan mereka, tanyalah mengenai pengalaman mereka dalam mengatasi culture shock. Anda pun dapat berkonsultasi dengan mereka dan meminta saran rekomendasi untuk mengatasi masalah yang Anda derita.

Bagaimana jika Anda sulit menemukan teman seperjuangan ? Anda dapat mencari komunitas pelajar atau pekerja Indonesia di sosial media. Kemudian, Anda dapat mencari info pertemuan mereka dan menghadirinya.

Tentunya, akan sangat membantu jika ada teman yang mengalami kondisi serupa.

12. Lanjutkan Hobi

Hidup di negara luar, bukan berarti Anda ikut meninggalkan hobi yang Anda sukai. Justru, inilah momen untuk Anda meneruskan hobi yang Anda punya. Tentunya, selama hobi tersebut tidak mengganggu aktivitas seperti sekolah atau kerja ya.

Dengan melakukan kegiatan yang anda sukai, Anda akan lebih mudah menekan perasaan stres yang muncul. Selain itu, jika hobi Anda adalah sesuatu yang menghasilkan maka Anda dapat menghilangkan stres dan mendapatkan penghasilan tambahan secara bersamaan.

Seperti membunuh dua burung dengan satu batu bukan ?

13. Ikut Kerja Part Time

Sebagai mahasiswa ketika Anda sudah selesai kuliah jangan hanya berdiam diri saja di kosan, lama-kelamaan Anda akan bosan dan mulai stres karena rindu rumah. Solusi jitu untuk mengatasi tersebut adalah dengan mengisi waktu luang, seperti bekerja paruh waktu.

Di beberapa negara seperti Jepang. Para mahasiswa dapat melakukan kerja paruh waktu dengan bayaran yang cukup besar. Selain Anda mendapatkan uang, Anda juga dapat membunuh waktu kosong dan menambah banyak relasi.

Uang yang Anda hasilkan dapat Anda gunakan untuk berlibur, makan-makanan yang enak, atau bahkan mengirimi uang ke kampung halaman. Hal tersebut dapat menurunkan tingkat stres Anda.

Itulah artikel kami mengenai cara mengatasi culture shock. Bagi Anda mahasiswa atau pun pekerja, pahamilah seluruh resiko ketika memilih untuk menetap di luar negeri. Pelajarilah seluk beluk negara tersebut baik dari budaya hingga bahasa. Buat juga cara bagaimana Anda mengatasi hal tersebut.