Tarian Adat Sumatera Utara adalah salah satu budaya lokal yang patut dilestarikan. Menjaga Budaya Bangsa adalah suatu tindakan yang harus di miliki oleh setiap insan pertiwi.
Seluruh aspek masyarakat perlu untuk saling bersinergi dalam menjaga dan melestarikan warisan Budaya Nasional. Terlebih lagi, kesenian yang erat dengan nilai simbolis harus tetap di pertahankan.
7 Tarian Adat Sumatera Utara yang Harus Terus Dilestarikan
Semua ini demi menjaga citra dan marwah atas apa yang telah Indonesia miliki. Selama Negara Ibu Pertiwi ini masih Berjaya, menjaga budaya haruslah terus di pertahankan.
Apalagi, Sumatera Utara merupakan kepulauan yang banyak di kunjungi turis mancanegara. Berikut Tarian Adat yang berasal dari Sumatera Utara antara lain:
1. Tari Tortor
Tari Tor Tor merupakan tarian Tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Asal muasal nama Tortor ini berasal dari bunyi hentakan kaki.
Beberapa perlengkapan yang turut mengiringi Tari Tortor ini adalah suling, gordang sambilan hingga terompet Batak. Bunyi yang keluar dari alat musik gordang ini hampir menyerupai suara bedug.
Tari Tortor memiliki sejarah yang cukup panjang. Awal mula di kenalnya tarian ini adalah pada saat zaman Hindu.
Pada masa penjajahan terdahulu, Tari Tortor di pakai untuk menjamu tamu dan Raja. Kerajaan di masa itu telah memanfaatkan bunyi dari tarian ini sebagai isyarat kepada masyarakat setempat.
Untuk fungsinya, Tari Tor Tor berfungsi sebagai tarian untuk menyambut tamu. Hal ini masihlah satu macam tari dari sekian jenis Tari Tor Tor yang telah ada.
Beberapa jenis Tari Tor Tor yang ada di antaranya adalah Tari Tortor Sipitu Cawan, Tari Tortor Pangurason hingga Tari Tor Tor Tunggal Panaluan. Tarian dengan beragam jenis ini memiliki ciri khas berbeda.
2. Tari Piso Surit
Tari Piso Surit adalah salah satu kesenian yang di perkenalkan di Sumatera Utara. Tarian ini di lakukan oleh beberapa kelompok penari yang di pimpin oleh regu wanita.
Setiap gerakan yang di lakukan oleh para wanita tersebut memiliki arti tersendiri. Kisah pada tarian yang bernama Piso Surit ini menggambarkan seorang wanita yang sedang bersedih.
Tari Piso Surit memiliki arti dan makna yang erat. Piso berarti pisau namun dari cerita yang sebenarnya Piso Surit berarti burung kicau.
Gerakan dari Pisau Surit juga cukup unik di mana setiap tubuh akan menari sambil melentikkan jari. Alunan music yang khas juga turut mengiringi setiap penari.
Piso Surit juga banyak di pakai untuk di pertontonkan di depan tamu. Bahkan, saking populernya tarian ini banyak digunakan sebagai penyambutan Presiden.
3. Tari Serampang Dua Belas
Jika sudah waktunya upacara adat dimulai, Tari Serampang Dua Belas akan digunakan untuk pertunjukan resmi. Tarian ini berasal dari Sumatera Utara.
Tarian ini secara umum berisi penyampaian pesan dan bentuk penghormatan. Pesan tersebut di sampaikan kepada anak muda yang akan segera berumah tangga.
Ciri khas dari Tari Serampang Dua Belas adalah penarinya yang berjumlah dua belas. Masing-masing penari di wakili pria dan wanita.
Pakaian adat yang khas dengan corak warna merah adalah salah satu ciri khas dari tarian ini. Total gerakan yang di pakai pada Tari Serampang juga berjumlah dua belas.
Sejak jaman dulu, Tari Serampang ini di kenal sebagai perpaduan antara tarian Melayu dan Portugis. Tarian ini begitu terkenal dan banyak di pertontonkan terutama di Daerah Serdang Bedagai.
4. Tari Baluse
Tari Baluse juga termasuk sebagai Tarian Adat Sumatera Utara. Baluse memiliki arti yakni tameng.
Tarian ini memiliki sebutan lain yakni Fataele. Terdapat sebutan lain selain Fataele yakni Tari Maluaya.
Tarian Fataele berasal dari Daerah Kepulauan Nias. Tarian ini menggambarkan seni perang yang telah ada sejak zaman dahulu.
Karena tergolong sebagai tarian perang, maka penari hanya dilakukan pada pria gagah. Pakaian yang khas dengan tombak dan tamengnya ini sangatlah mengesankan.
Pada saat mulai menari, seorang pemimpin akan memimpin regu. Sang pemimpin akan memberi arahan yang kemudian harus di ikuti oleh penari lainnya.
Gerakan dari masing-masing penari tergantung dari irama dan hentakan kaki. Ini merupakan ciri khas dari tarian perang yang banyak di pakai sebagai pertunjukan seni.
5. Tari Gundala-Gundala
Tari yang berasal dari Sumatera Utara selanjutnya adalah Tari Gundala-Gundala. Tarian ini lebih tepatnya berasal dari Suku Batak.
Tari Gundala-Gundala memiliki makna dan digunakan untuk memanggil hujan. Disaat musim kemarau, Tari Gundala-Gundala akan dimainkan terutama di Desa Seberaya, Karo.
Bagian paling menarik dari tarian ini adalah tidak adanya batasan penari. Ini berarti menandakan bahwa Tari Gundala-Gundala bisa dilakukan oleh banyak kelompok.
Tarian ini tidak lepas dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat adat. Siraman air sekampung akan dilakukan dengan cara menembakkan air dengan alat berbahan bambu.
Masyarakat akan dilibatkan dalam upacara tersebut. Karena tarian ini mempunyai unsur yang erat dengan hal magis, maka penari akan mengenakan topeng.
Sudah banyak masyarakat Karo yang menggunakan tarian ini dan hujan dapat turun walau tidak deras. Namun, saat ini Tari Gundala-Gundala lebih bersifat hiburan.
6. Tari Gubang
Tari Gubang adalah salah satu Tarian Adat Sumatera Utara yang cukup popular. Tarian ini juga banyak membawa beberapa elemen terkait seni tari dan perpaduan music yang khas.
Setiap elemen akan saling menguatkan satu sama lain dan inilah yang di namakan Gubang. Karena tarian ini cukup magis, maka sejarah mengatakan bahwa Gubang dipakai untuk menguatkan mitologi.
Awal mula tari ini dulunya berasal dari seorang nelayan yang menari bergembira. Namun, karena zaman terus berkembang maka tarian ini berubah menjadi tarian pemanggil angin.
7. Tari Toping-Toping
Tarian khas dari Sumatera Utara selanjutnya adalah Tari Toping-Toping. Tarian ini umumnya digelar pada saat ada yang berduka.
Karena menggambarkan kesedihan, maka tarian ini hanya di peruntukkan di saat ada musibah tiba. Setiap penari akan mengenakan topeng dan ini adalah ciri khasnya.
Pada tarian ini, setiap penari akan mengenakan topeng yang masing-masing berjumlah 3 jenis. Setiap jenisnya memiliki arti dan makna yang berbeda.
Tarian ini juga bisa memanggil roh. Topeng Dalahi dan Diboru adalah dua jenis topeng yang digunakan untuk penyambutan pertama.
Tarian Adat Sumatera Utara memiliki cerita dan makna yang berbeda-beda. Setiap tarian berasal dari tempat yang beragam.
Sejarah hingga budaya yang ada di dalamnya menyatu dengan masyarakat setempat. Sehingga setiap tarian memiliki makna dan tujuan tertentu.
Selain kaya dengan kisah dan cerita yang beragam, Tarian yang berasal dari Sumatera Utara juga memiliki ciri khas di pakaiannya. Setiap jenis tarian menggunakan pakaian yang secara keseluruhan memiliki nilai simbolis.
Nilai simbolis inilah yang akan di kenang oleh banyak orang. Bahkan, tidak sedikit tarian dari Sumatera Utara digunakan sebagai pertunjukan seni.
Baca Juga: 9 Tarian Adat Aceh yang Paling Terkenal di Indonesia
Karena nilai dan tradisi yang ada di dalamnya begitu luas, sudah selayaknya Tarian Sumatera Utara di pertahankan sebagai tradisi. Meningkatkan budaya dan kesenian di masing-masing daerah haruslah di pertahankan dan di lestarikan.