Apabila ditanya menyoal tarian adat Sumatera Barat maka yang paling sering dijadikan jawaban adalah tari Piring. Padahal kesenian lokal berupa tari tradisional milik Ranah Minang ini tidak hanya terbatas pada tari piring saja.
Ada beberapa jenis (nama) tari yang turut membentuk kekhasan Provinsi Sumatera Barat dengan keindahan di setiap pementasannya. Di samping pancaran keindahan, tersimpan pula makna yang terkandung.
Baik gerakan tari maupun makna, masing-masing erat kaitannya dengan identitas bangsa dan perlu terus dilestarikan. Apalagi arus modernisasi mulai mengikis kesenian tari daerah.
9 Tarian Adat Sumatera Barat yang Perlu Dikenali
Atas alasan tersebut, berikut sudah dituliskan tari adat asal Sumatera Barat. Mari lihat sejumlah tarian dalam uraian, diantaranya:
1. Tari Indang
Tarian adat khas Provinsi Sumatera Barat yang pertama datang dari Kabupaten Pariaman dengan nama Indang. Tari ini juga familiar dengan tari Dindin Badindin yang menjadi irama pengiring tarian oleh penari.
Dari kacamata makna tarian mengandung penghormatan kepada Sang Khaliq sebagai pencipta manusia. Sesuai dengan sejarah perkembangan tari Indang yang berfungsi dalam menyebarkan agama Islam kira-kira pada abad ke-14 silam.
Jumlah figur yang mementaskan tari paling umum ditemui 14 orang dalam waktu lebih kurang tiga puluh menit. Untuk gerakannya sendiri terbilang beragam atau bervariasi yang mana mengikuti alunan irama pengiring.
2. Tari Payung
Berlanjut ke tari adat yang bernama tari Payung karena dicirikan dengan payung sebagai properti utama dalam tarian. Tari Payung terdiri dari dua penari (pria dan wanita) yang bersama-sama membentuk gerakan.
Dimana penari pria nantinya memegang payung kemudian memayungi kepala penari wanita yang menari dengan selendang. Pola tari yang digunakan adalah satu sampai empat yang mengikuti iringan musik tarian.
Makna dari tarian berkaitan dengan kasih sayang antara pria dan wanita yang memadu rasa, layaknya sepasang kekasih. Payung yang dijadikan properti dipilih untuk menampilkan bagaimana seorang pria melindungi dan bertanggungjawab kepada wanitanya.
3. Tari Pasambahan
Mungkin dari namanya dapat diketahui tari memiliki makna Persembahan yang difungsikan sebagai sambutan kepada tamu penting. Baik itu tamu dari para tokoh adat, tamu kenegaraan, dan sejenisnya.
Di samping bentuk penghormatan untuk tamu daerah atau negara, tari Pasambahan juga difungsikan dalam kedatangan mempelai pria. Tamu yang datang akan dipayungi penari sampai menuju tempat duduk yang disediakan lebih dulu.
Apabila tarian selesai maka tamu diberikan sirih di dalam wadah yang disebut Carano, berlaku pula untuk mempelai pria. Tarian adat Sumatera Barat ini terdiri atas 3 kelompok yang berjumlah 9 penari.
4. Tarian Randai
Arti yang terkandung dalam tarian adat bernama Randai dapat dilihat dalam dua segi pandang kata. Pertama, rayan li da’i yang merupakan sebutan untuk seorang pendakwah tarekat Naqsabandiyah.
Kedua dari bahasa Minangkabau yang memiliki arti salah satunya keakraban. Kemudian Randai dijadikan dalam satu paduan membentuk gerakan dan gurindam yang indah sewaktu dipentaskan sehingga membuat siapapun terpesona.
Penari utama nantinya memberikan arahan ke penari lain sesuai gerakan dan cerita yang diatur lalu diikuti agar selaras. Tarian adat Randai mempunyai pola yang beragam mulai dari kuda-kuda, gesekan kaki, hingga pencak silat.
5. Tari Rantak
Tari adat asal Sumatera Barat yang satu ini terkenal dengan gerakan dinamis begitupun iringan musiknya. Meskipun gerakan yang digunakan cenderung dinamis, namun dalam tarian ketajaman penari harus benar-benar kuat.
Balutan baju yang dipakai dalam tarian berupa pakaian merah berserat emas yang dipadukan dengan warna cerah. Sementara penari yang membawakan gerakan tari terdiri dari beberapa pria dan wanita.
Tarian adat Sumatera Barat Rantak memiliki keunikan yang terletak tidak hanya pada ketajaman penari, tetapi juga hentakan kaki. Dimana masing-masing anggota tari perlu menyelaraskan hentakan kaki yang tajam agar membentuk pola yang apik.
6. Tari Rancak
“Seorang wanita tidak hanya berbekal paras cantik namun juga tegas dan kuat” kira-kira inilah yang menggambarkan makna dari tari Rancak. Tari adat Sumatera Barat bernama Rancak umumnya ditemui pada acara adat dan hiburan.
Untuk versi tari Rancak terbagi atas dua bagian, pertama yang berasal dari daerah Pesisir Selatan. Kemudian yang kedua dicetuskan oleh Gusmiati Sud dengan sejumlah tambahan pola di dalam gerakannya.
Pola yang ditambahkan berupa Tagak-tagak, Ukua jo Jangko, Garik-garik, dan Raso Pareso. Walaupun begitu makna yang terkandung dalam tarian adat tidak ada perubahan sehingga dapat pula digunakan.
7. Tari Galombang
Bagi yang penasaran bagaimana rupa tari Galombang dapat menemukannya di acara pernikahan khas Ranah Minang. Namun untuk sejarah mengapa tari Galombang menjadi tarian yang kerap ditemui di pernikahan belum di dapat secara pasti.
Ada sebagian yang mengatakan bahwa tarian berasal dari kisah seorang pemuda yang diberikan pengawalan oleh teman satu perguruan silat. Pemuda itu mendapatkan pengawalan sewaktu menuju ke rumah si calon wanita yang ingin dinikahi.
Gerakan yang diberikan dalam tarian adat Galombang menggunakan pola seperti gelombang laut yang dilakukan dengan lincah. Sedangkan jumlah penari, tidak terbatas bahkan dapat mencapai puluhan orang yang dibagi dalam bentuk kelompok.
8. Tari Lilin
Sepanjang yang diketahui, tari Lilin dulunya difungsikan setiap musim panen telah tiba. Hanya perkembangan zaman yang terus bergerak, membuat tarian adat Sumatera Barat ini tidak difungsikan saat musim panen saja.
Diceritakan ada seorang gadis yang kehilangan cincin dari lelaki pilihannya sewaktu ditinggalkan kekasihnya. Gadis itu akhirnya mencari cincin dengan bantuan lilin yang diletakkan di piring.
Gerakan yang diberikan oleh gadis dalam mencari cincin kemudian menginspirasi pembuatan karya dalam keindahan bentuk tarian. Karenanya gerakan yang terlihat seakan seperti membungkuk dan berdoa.
9. Tari Baralek Gadang
Tari adat asal Sumatera Barat yang terakhir dan turut menjadi ciri khas daerah, bernama Baralek Gadang. Dari segi arti bahasa, Baralek Gadang adalah pesta besar tapi maknanya tidaklah sama.
Citra yang ditampilkan tarian Baralek Gadang memiliki erat kaitannya akan kehidupan masyarakat sehari-hari. Diambil contoh aktivitas menanam padi, mulai pagi hari sampai siang hari. Biasanya dilakukan sebagai bentuk sambutan atas peristiwa penting.
Untuk yang penasaran rupa tari adat dapat mendatangi acara yang diadakan oleh masyarakat Sumatera Barat. Seperti event Festival Budaya Minangkabau ke VII yang diadakan 6 tahun lalu atau acara hajatan penting lainnya.
Melihat sejumlah uraian tarian adat Sumatera Barat dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada 9 tarian yang menjadi kekhasan. Karakteristik yang dimiliki oleh tari adat itu dapat diperhatikan dari baju, aksesoris, properti, hingga gerakan tari.
Masing-masing tari adat tidak hanya lahir begitu saja, namun karena adanya sejarah atau peristiwa penting. Kemudian dengan mempertahankan makna yang terkandung ada yang dikembangkan sesuai zaman.
Walaupun tidak difungsikan seperti sejarahnya, makna dari tarian adat tidak berubah sama sekali. Sebut saja, tari Galombang yang masih digunakan pada acara pernikahan.
Baca Juga: 7 Tarian Adat Sumatera Utara yang Harus Terus Dilestarikan
Modernisasi zaman jangan sampai membuat tarian adat sebagai kearifan lokal Sumatera Barat hilang. Justru tindakan konservatif sangat dibutuhkan.