Terdapat beberapa teori belajar di dalam dunia pendidikan. Salah satu yang paling menonjol adalah teori belajar konstruktivisme. Di artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang teori belajar Behavioristik. Pengetahuan mengenai teori belajar ini tentu belum banyak diketahui sehingga perlu diulas secara lebih dalam. Penasaran seperti apa? Simak ulasannya berikut.
Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme umumnya tidak melihat sisi pengetahuan secara baku. Pemahaman terkait konsep, kaidah, dan fakta masih bisa diubah lagi berdasarkan pandangan dan juga pengalaman yang dimiliki. Alhasil, teori hanya sekedar teori saja tidak perlu dipegang teguh secara utuh karena teori tersebut akan kalah dengan pengalaman.
Pendekatan belajar konstruktivisme lebih menekankan pada suatu pemahaman yang dibangun sendiri secara aktif melalui pengalaman orang lain ataupun pengetahuan sendiri. Jadi, teori yang dimiliki pun akan fleksibel dan terus berkembang seiring dengan majunya zaman. Setiap orang pun bisa bebas menemukan apa yang diinginkan.
7 Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme
Setiap teori belajar tentu dibuat dengan tujuan yang jelas sehingga siapapun bisa merasakan tujuannya tersebut. Tujuan yang akan dicapai tentu mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi pendidikan kedepannya. Penasaran apa saja tujuan dari teori belajar ini, mari simak ulasannya yang menarik berikut:
1. Meningkatkan Pengetahuan
Memperoleh pengetahuan memang tidak harus berada di sekolah formal saja melainkan di manapun tempat bisa kita jadikan sebagai tempat belajar. Seseorang yang sedang berkebun, liburan, ataupun scroll TikTok pun bisa jadi menemukan sebuah pengetahuan yang sebelumnya belum pernah ditemukan oleh orang tersebut.
Perlu diingat bahwa suatu pengetahuan akan didapatkan berdasarkan dari kepekaan seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Apabila orang tersebut acuh, tentu tidak akan ada pengetahuan yang didapatkan meskipun telah berjalan hingga jauh. Dibutuhkan juga keinginan dan kemauan untuk memperoleh ilmu tersebut.
2. Merangsang Berpikir Inovatif
Tidak dapat kita pungkiri bahwa teori belajar konstruktivisme memiliki tujuan untuk bisa merangsang berfikir yang kreatif dan inovatif. Bahwa untuk bisa berfikir inovatif membutuhkan proses yang lama dan panjang karena tidak bisa langsung kita temukan pada waktu tersebut. Ibaratnya seperti halnya seseorang yang sedang bermain puzzle.
Perlu kita catat pula bahwa setiap orang pasti memiliki pengetahuan yang berbeda-beda karena tumbuh di lingkungan yang berbeda pula. Seseorang yang ahli dalam ilmu akademik dan non akademik berpotensi untuk menghasilkan pemikiran yang inovatif.
3. Membentuk Keahlian Sesuai Kemampuan
Tanpa kita sadari bahwa teori konstruktivisme ini mampu mengarahkan seseorang untuk menemukan keahlian sesuai dengan kemampuan pribadi masing-masing. Sebagai contoh, seseorang yang awalnya tidak tertarik di dunia tarik suara, namun ingin mempelajari secara lebih mendalam di dunia menyanyi pun bisa membuat orang menjadi sukses.
Sering terjadi juga seseorang yang memiliki bakat terpendam menggambar. Setelah mengetahui bakat tersebut, maka bisa kita poles lagi dan aktifkan lagi dengan mengikuti pelatihan dan banyak praktek. Bakat menggambar tersebut pun akan melahirkan suatu kemampuan serta keterampilan yang sesuai dengan passion kita.
4. Menemukan Hal Baru
Menemukan hal baru tidak harus berasal dari orang lain. terkadang seseorang bisa menemukan hal baru tersebut yang berasal dari pengalaman diri sendiri dalam menyikapi sebuah kehidupan. Teori belajar konstruktivisme ini pun akan menuntun setiap orang untuk menemukan hal baru versi diri sendiri yang mungkin selama ini kurang kita sadari.
Proses seseorang dalam menemukan sebuah kebahagiaan bisa menjadi penemuan hal baru yang patut untuk kita amati. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menemukan kebahagiaannya. Ada orang yang memutuskan untuk mentraktir teman demi mendapatkan seorang teman. Terdapat pula seseorang yang merasa senang ketika menunggu hasil panen tiba, dan lainnya.
5. Mendorong Berpikir Mandiri
Hidup di zaman yang serba modern ini harus memiliki kemandiriaan. Apapun yang bisa kita lakukan seorang diri, maka tidak perlu meminta bantuan orang lain. sikap mandiri inilah yang nantinya akan mengantarkan pada gerbang kesuksesan. Seseorang yang paham tujuan teori belajar konstruktivisme ini akan lebih terbuka dan berpikir dewasa terkait ilmu pengetahuan.
Perlu kita sadari bersama bahwa pikiran mandiri tidak melulu hanya tentang pikiran saja, melainkan harus kita wujudkan dalam bentuk perilaku pada kehidupan sehari-hari. Kualitas seseorang secara otomatis akan meningkat berkat dari sebuah kemandirian yang selama ini telah kita lakukan sejak masih remaja dan juga didikan dari orang tua.
6. Menjadi Pribadi Yang Percaya Diri
Kepercayaan diri sangat kita butuhkan di dalam dunia pendidikan. Dengan hadirnya kepercayaan diri seseorang mampu mempermudah mengeluarkan gagasannya ataupun berbicara di depan umum. Seseorang dengan kepercayaan diri yang tinggi biasanya akan mudah untuk menemukan suatu informasi baru ketika sedang bersama orang lain.
Pada forum diskusi merupakan metode yang rekomendasi untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang selama ini mungkin belum pernah seorang pembelajar temui. Penemuan tersebut pun bisa kita kumpulkan dan nantinya kita satukan dengan ilmu yang pernah kita dapatkan selama ini sehingga memunculkan suatu konsep baru.
7. Peka Terhadap Lingkungan
Dewasa ini banyak orang yang merasa tidak peduli dengan orang lain karena sudah memiliki kepentingan sendiri yang perlu kita urus. Hal tersebut tentu akan membunuh rasa empati sehingga tidak ada kepedulian sedikitpun terhadap sesamanya.
Hal tersebut akan tertampik oleh tujuan dari teori belajar ini yang akan menuntut seseorang peka terhadap lingkungan sekitar.Teori belajar ini percaya bahwa suatu ilmu bisa kita dapatkan apabila seseorang tersebut memiliki kepekaan terhadap lingkungannya.
Tanpa kita sadari selain mendapatkan ilmu, seseorang tersebut pun akan kita sayangkan di lingkungan sekitarnya karena telah berbuat baik dengan sesamanya. Jadi, masih ingin acuh?
Tipe-tipe Teori Belajar Konstruktivisme
Secara umum, teori ini memang kita bahas secara detail sehingga terdapat tipe-tipe teori belajarnya yang patut untuk kita simak. Pengetahuan tersebut pun penting untuk kita ketahui agar bisa menambah wawasan lebih bagi para penggiat pendidikan. Penasaran apa saja tipenya? Yuk simak informasi yang telah kita siapkan berikut:
1. Konstruktivisme Trivial
Tipe ini masuk ke dalam teori belajar konstruktivisme yang memiliki pemandangan paling sederhana daripada tipe lainnya. Ini merupakan tipe yang kita anggap sebagai dasar dari teori konstruktivisme lainnya. Pengetahuan kita anggap sebagai suatu penerapan dari sebuah pengalaman pribadi yang kita dapatkan selama ini selama proses pembelajaran.
2. Konstruktivisme Radikal
Konstruktivisme radikal lebih mengarah pada konstruksi pengetahuan yang memberitahukan bahwa buku teks tidak terlalu berarti di dalam dunia pendidikan. Tipe yang satu ini layaknya metodologi kerja pelajaran matematika yang begitu sukar untuk kita terapkan dan juga orang lain pahami.
Itulah informasi lengkap terkait teori belajar konstruktivisme. Mengenal pendekatan teori ini memang sangat menguntungkan sekali karena banyak yang akan memberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Daripada teori pendidikan lainnya, tentu teori ini lebih baik dan juga tidak terlalu kaku dalam prakteknya di kehidupan.