Legenda dari Jakarta menjadi salah satu cerita yang sangat populer, bahkan mungkin seluruh Indonesia pernah mendengar legenda itu. Tentu karena beberapa legenda telah diangkat ke dalam layar kaca televisi. Sehingga banyak yang mengetahui legenda-legenda yang dimiliki ibu kota negara itu.
7 Cerita Rakyat Dan Legenda dari Jakarta Yang Ada Dan Harus Dilestarikan
Legenda juga bukan hanya sekedar cerita rakyat atau sekedar karangan saja, namun sering juga mengandung makna di dalamnya. Sebuah legenda juga jangan sampai dilupakan oleh masyarakat. Di bawah ini adalah sekian dari banyaknya legenda Jakarta yang pernah ada.
1. Putri Keong Mas
Legenda pertama yang akan diulas kali ini adalah tentang putri keong mas. Berkisah seorang pemuda bernama Ceceng yang tinggal bersama ibunya. Keduanya tinggal di gubuk yang dibangun di atas sewaan. Hingga suatu hari, ibunya jatuh sakit, dan semakin parah.
Karena sakit itu ibunya meninggal, dan keesokan harinya ada tuan tanah yang meminta uang sewa. Si Ceceng yang tidak memiliki uang akhirnya bekerja di kebun tuan tanah untuk membayar biaya sewa. Hingga suatu ketika Ceceng menemukan keong emas.
Ceceng membawanya ke rumah dan meletakkan di tempayang menutup ya dengan rapi lalu Ceceng kembali ke kebun. Sore hari saat Ceceng sudah kembali ke rumah, secara misterius ada makanan terhidang. Tanpa rasa curiga Ceceng pun memakannya dan terjadi terus-menerus.
Karena penasaran akhirnya Ceceng menyelidiki dan ternyata keong emas yang dibawa pulang ternyata adalah bidadari yang dikutuk menjadi keong. Singkat cerita keduanya menikah. Namun keong emas harus kembali ke kayangan saat menemukan selendang, meninggalkan Ceceng dan putri hasil pernikahannya.
2. Buaya Putih Setu Babakan
Pada urutan kedua ada lagi Legenda dari Jakarta yang berkisah tentang buaya putih Setu Babakan. Dalam legenda ini berkisah tentang cinta antara Jaka dan Siti. Saat Jaka berniat melamar Siti, Jaka ditolak mentah-mentah karena berasal dari keluarga miskin.
Jaka yang sakit hati berniat merantau agar sukses dan bisa mendapatkan Siti. Siti dengan sabar menanti kedatangan sang kekasih, namun hingga tiga tahun Jaka tak juga kembali. Hingga ayahnya menjodohkan dengan pemuda lain, Siti yang masih menunggu Jaka pun menolak.
Pada hari pernikahannya, Siti yang tak rela menikah dengan lelaki selain Jaka akhirnya pergi ke danau setu Babakan dan menceburkan diri. Namun Siti diselamatkan oleh siluman penunggu danau dan diubah menjadi buaya putih. Hingga dikenal dengan buaya putih Setu Babakan.
Baca Juga: 7 Legenda dari NTT yang Paling Terkenal di Indonesia
3. Si Jampang
Berikutnya bercerita seorang laki-laki yang terkenal sebagai perampok, bahkan saat sudah memiliki anak pun Jampang tetap melaksanakan profesinya. Meski begitu, Jampang adalah seorang pe Sekar sikat di jaman peperangan Belanda. Pada suatu hari, ia teringat dengan temannya bernama Sarba.
Jampang pun mendatangi rumah itu, hingga istri Sarba mengatakan bahwa Sarba sudah meninggal sejak lama. Istri Sarba bernama Mayangsari itu mengatakan bahwa suaminya mari karena mengingkari janjinya yang akan mengorbankan dua ekor kerbau saat anaknya lahir. Namun si Jampang malah terpikat kecantikan Mayangsari.
Jampang dengan nekat mengajak Mayangsari untuk menikah, dan tentu Mayangsari pun tak mau. Hingga akhirnya Jampang meminta izin pada anaknya Mayangsari dan memberikan syarat harus memberinya dia ekor kerbau. Jampang yang seorang perampok akhirnya menyusun rencana.
Sebab memang pada saat itu kerbau adalah hewan yang jarang di temukan. Namun niat Jampang harus di urungkan. Karena sebelum melakukan perampokan Jampang di tangkap polisi dan di hukum mati.
4. Si Pitung
Pasti sudah pernah dengan tentang Legenda dari Jakarta yakni si Pitung yang merupakan cerita rakyat Jakarta atau Betawi. Si Pitung sendiri merupakan seorang pendekar yang memiliki kekuatan untuk menghilang. Suatu hari ia berkunjung ke kediaman kakek Tanu.
Saat berkunjung ke Kakek Tanu, ada tentara Belanda yang tengah berpatroli dan menjadikan si Pitung sebagai targetnya. Mengetahui hal itu si Pitung pun menghilang saat berbicara dengan Kakek Tanu. Para tentara yang menggeledah rumah kakek Tanu pun akhirnya tidak menemukan Pitung.
Sedang saat para tentara mulai menyerah, Pitung malah datang dari arah dapur. Hal ini menunjukkan betapa hebatnya kekuatan yang dimiliki Pitung. Hingga kehebatannya itu menjadi legenda hingga kini.
5. Sabeni Si Pendekar
Legenda Jakarta memang kebanyakan bercerita tentang pendekar, seperti misalnya adalah Sabeni. Sabeni merupakan salah seorang pendekar yang sangat tenar pada zamannya. Hingga saat ini pun nama Sabeni tetap di kenang dan menjadi salah satu nama jalan, namanya semakin tenar karena ketangguhannya.
Sabeni si pendekar ini mampu mengalahkan macan kemayoran saat Sabeni berniat mempersunting gadis yang ia cintai. Bukan hanya itu saja, Sabeni yang hidup di zaman belanja juga ikut urun cerita di dalamnya. Di kisahkan bahwa Sabeni di tantang oleh komandan perang Jepang.
Komandan itu penasaran dengan kehebatan Sabeni, namun bukan untuk berkelahi dengan dirinya. Komandan perang mengadu Sabeni dengan satu pegulat karate dan satu pegulat Sumo. Namun karena keahliannya Sabeni mampu mengalahkan kedua orang tersebut dan namanya pun semakin banyak di kenal.
6. Asal Mula Adanya Nama Pancoran
Bagi warga Jakarta tentu sudah tak asing lagi dengan kata Pancoran, apalagi dengan adanya patung yang begitu gagah. Nyatanya nama Pancoran sendiri mengandung legenda dan cerita rakyat yang ada di dalamnya. Di mana di dalamnya bercerita tentang raja dan ketiga anaknya.
Ketiga anak raja tersebut bernama Jaja, Suta dan Gerindra, hingga tiba saatnya sang raja harus menurunkan tahtanya pada salah satu anaknya. Hingga sang raja menyuruh ketiga anaknya untuk pergi ke hutan. Semata adalah sebagai ujian bagi ketiganya.
Di tengah hutan Suta dan Garindra menemukan telaga yang memiliki pancuran, tanpa pikir panjang keduanya meminum air dan mandi. Tak berselang lama keduanya terkapar, Jaja yang melihatnya pun panik. Hingga seorang kakek mengatakan jika meminum air telaga tanpa izin maka akan mari.
Singkat cerita Jaja harus meminum air dari pancuran telaga jika ingin kedua adiknya selamat, Jaja menyanggupinya hingga keduanya siuman. Karena sang kakek tersentuh dengan kebaikan Jaja, akhirnya tak berniat menukar nyawanya lagi. Dan Jaja diberi tongkat yang akan menjadikannya raja.
7. Batu Ampar Dan Bale Kembang
Legenda dari Jakarta terakhir yang akan di bahas adalah tentang batu ampar dan bale kembang. Bercerita tentang siti maemunah yang sangat cantik hingga tersebar ke seluruh penjuru Jakarta. Hal tersebut membuat Astawana seorang pangeran dari Makasar datang melamar bersama ayahnya.
Siti pun menerima lamaran itu namun dengan syarat Astawana harus membuatkan bale di atas Empang yang ada di sungai Ciliwung dalam waktu satu malam. Dengan bantuan ayahnya Astawana berhasil membuatnya, bahkan juga membuatkan jalan dari rumah menuju bale yang di namakan ampar.
Demikian adalah tujuh cerita rakyat atau Legenda dari Jakarta yang bisa pengguna baca. Legenda kadang hanya bercerita tentang kisah dengan makna tertentu. Namun legenda juga kadang menjadi asal usul sebuah nama yang hingga saat ini tetap ada dan terus ada.