Ada banyak Legenda dari Jawa Barat, yang dulu menjadi cerita rakyat yang sangat terkenal. Bahkan hingga kini pun, legenda-legenda itu masih kerap terdengar. Tentunya, setiap legenda memiliki makna atau arti khusus yang sebenarnya ingin disampaikan, hanya sama semua tak paham.
7 Kumpulan Legenda dari Jawa Barat yang Terkenal dan Penuh Pesan Moral
Namun bagi yang belum pernah mendengar legenda dari tanah Jawa bagian barat itu, maka bisa simak artikel kali ini. Sebab akan disebutkan beberapa legenda yang baik untuk terus diingat oleh masyarakatnya. Karena itu, langsung saja simak penjelasannya di bawah berikut.
1. Lutung Kasarung
Cerita rakyat atau legenda pertama yang berasal dari tanah Jawa barat adalah legenda tentang lutung kasarung. Lutung kasarung ini, sebenarnya adalah seorang pemuda yang sangat tampan. Sayangnya, ia di kutuk menjadi lutung dan harus tinggal di hutan.
Suatu hari ada wanita yang datang ke hutan tempat lutung kasarung tinggal. Wajah gadis itu begitu buruk, atau disebut gadis buruk rupa bernama Purbasari. Keduanya pun akhirnya dekat. Apalagi saat kurung kasarung tahu bahwa wajah buruk Purbasari juga dikarenakan kutukan.
Mendengar cerita yang didengar, lutung kasarung merasa kasihan dengan nasib Purbasari. Hingga hal itu, membuat kurung kasarung bertapa dan berdoa kepada Tuhan agar kutukan yang dialami oleh Purbasari dihilangkan. Hingga permohonan dia lutung kasarung pun dikabulkan.
Muncullah sumber mata air berada di dalam gua yang bisa di gunakan untuk mandi. Purbasari pun akhirnya mandi menggunakan air tersebut. Hingga seketika itu, juga kutukannya hilang dan wajahnya kembali cantik.
2. Ki Rangga Gading
Pada urutan kedua mengenai Legenda dari Jawa Barat, ada cerita yang berkisah tentang seseorang bernama Ki Rangga Gading. Ki Rangga Gading merupakan seorang yang sangat sakti. Sayangnya kesaktiannya itu di gunakan untuk hal-hal yang buruk, seperti mencuri dan lain sebagainya.
Bahkan kekuatan yang dimiliki juga mampu mengubah dirinya menjadi air, pohon dan lain sebagainya. Sehingga, aksi pencurian yang dilakukan tidak pernah membuat ia tertangkap. Saking saktinya, ia bahkan berani mencuri kerbau di siang hari agar semua bisa memuji kesaktiannya.
Namun pada suatu hari, dirinya kelelahan dan akhirnya dirinya mandi di sungai. Saat dirinya tengah asyik mandi, tiba-tiba datang ulama” sepuh dengan jubah putih. Ki Rangga gading yang mendengar sapaan dari ulama’ tersebut pun tiba-tiba lemas dan kesaktiannya seperti tak berfungsi.
Merasakan kejadian tersebut membuat ki Rangga gading mengatakan pada ulama’ tersebut dirinya ingin bertaubat. Ki Rangga gading juga mengatakan bahwa ia ingin ikut ke pesantren ulama’ itu. Yakni pesantren guntal-gantel.
3. Purbasari dan Purbararang
Cerita ini masih berhubungan dengan cerita kurang kasarung, bahkan mungkin bisa di bilang ini adalah episode yang lebih awal ketimbang lutung kasarung. Di mana Purbasari dan Purbararang adalah putri dari raja yang bernama Prabu tapa agung. Purbararang ini iri dengan adiknya.
Tentu karena malah adiknya yang di angkat untuk menggantikan posisi raja oleh ayahnya. Hingga Purbararang pun mengirim kutukan pada Purbasari, agar memiliki wajah jelek. Mengalami hal itu akhirnya Purbasari pergi mengasingkan diri ke hutan dan bertemu dengan lutung kasarung hingga menjadi cantik kembali.
Suatu hari Purbararang datang ke hutan bersama calon suaminya, melihat Purbasari yang telah cantik kembali tentu kaget, namun ia masih meremehkan karena tidak memiliki calon. Purbasari pun tiba-tiba menggandeng lutung kasarung dan memperkenalkan sebagai calon suami. Tentunya membuat kaget.
Lutung kasarung yang malu dengan wujudnya akhirnya dia memohon pada tuhan agar kutukannya. Hingga tuhan mengabulkan doa tersebut dan mengubahnya menjadi pria yang tampan. Melihat hal itu, Purbararang akhirnya menyesal dan mengajak Purbasari untuk kembali ke kerajaan.
4. Asal Usul Nama Kota Bandung
Legenda dari Jawa Barat selanjutnya adalah bercerita tentang asa usul di gunakannya nama Bandung. Dalam cerita ini berkisah Empu Wisesa yang memiliki putri bernama Sekar, dan memiliki murid bernama Jaka dan Wira. Kedua murid itu pun jatuh cinta pada Sekar.
Jaka datang melamar terlebih dahulu, sayangnya Sekar lebih suka dengan Wira. Karena empu Wisesa khawatir tidak adil maka mengadakan sayembara bagi keduanya. Barangsiapa yang mampu memadamkan api di Tangkuban perahu maka itu yang akan di terima. Jaka pun meremehkan sayembara tersebut.
Sedang Wira yang lebih berhati-hati langsung memikirkan strategi, setahu berlalu Wira membuat bendungan dari sungai Citarum dengan merobohkan bukit. Benar saja, air bendungan itu bisa memadamkan api Tangkuban perahu. Dengan kemenangan itu akhirnya Wira menikah dengan Sekar.
Namun selang beberapa tahun air dalam bendungan mengering, hingga akhirnya Sekar dan Wira memutuskan untuk tinggal di tempat itu. Keduanya hidup bersama beberapa orang lain yang juga memutuskan tinggal. Dari kata bendung, wilayah tersebut lahirnya di kenal dengan Bandung.
5. Si Kabayan
Cerita selanjutnya adalah berkisah tentang seorang pemuda bernama Kabayan dari Tanah Pasundan. Si kabayan adalah seorang pemuda yang sangat pemalas namun memiliki akal yang cerdik untuk mendukung sifat malasnya. Kabayan ini pun sudah memiliki istri bernama nyi Iteung.
Si Kabayan ini pun selalu di marahi oleh mertuanya karena sifat pemalasnya itu, namun akal kreatifnya selalu menemukan jalan mengatasi hal itu. Hingga cerita tentang kebodohan dan kelicikan si Kabayan pemalas pun mulai menyebar. Bahkan ceritanya ada hingga kini.
6. Legenda Telaga Warna
Pada urutan selanjutnya mengenai Legenda dari Jawa Barat ada kisah yang menceritakan tentang telaga warna yang ada di Jawa barat. Di mana dalam cerita ini, bercerita seorang raja yang sangat adil. Namun di sisi lain dirinya khawatir karena tidak memiliki anak.
Karena keresahan itu, akhirnya raja itu pun bertapa di tengah hutan untuk mendapatkan petunjuk dari yang maha kuasa. Dalam tapanya, raja itu terus berdoa agar di rinya segera memiliki anak. Hingga beberapa bulan kemudian, istrinya hamil, tentu hal tersebut di sambut gembira.
Tak ayal, banyak rakyat yang mengirimkan hadiah atas kegembiraan itu hingga bayi itu pun lahir tetap di limpahi dengan hadiah. Saat Gadis itu akan ulang tahun ke-17, para rakyat berniat memberikan hadiah. Hingga jadilah kalung emas dengan hiasan permata dan juga berlian.
Sayangnya putri malah tidak menyukai kalung itu dan melemparkannya saat di suruh memakainya. Melihat hal itu, para rakyat dan raja juga ratu pun sedih. Hingga tempat terlemparnya kalung itu keluar air dan jadilah telaga warna.
7. Legenda Gunung Tampomas
Pada urutan terakhir ada legenda yang bercerita tentang gunung Tampomas. Gunung ini dulunya bernama gunung gede dan terletak di Sumedang yang merupakan salah satu kabupaten Jawa barat. Hingga suatu hari gunung gede mengeluarkan erupsi.
Untuk menghentikan erupsi tersebut, raja Sumedang di haruskan untuk melempar keris emas ke dalam kawah dari gunung gede. Raja itu pun akhirnya menurutinya. Karena keris emas yang di lempar ke kawah, gunung tersebut akhirnya berubah nama menjadi Tampomas.
Demikian adalah tujuh Legenda dari Jawa Barat yang bisa pengguna simak dengan baik. Namun kemungkinan akan mendapatkan cerita yang sedikit berbeda dari cerita yang telah di sebutkan. Sebab, dalam sebuah legenda kadang setiap orang memiliki versinya sendiri.