Dalam kehidupan sehari-hari, kita dalam melakukan musyawarah di mana saja, baik itu di lingkungan keluarga dan masyarakat, tak terkecuali di sekolah. Macam macam musyawarah di sekolah ada berbagai macam, di antara musyawarah saat diskusi kelompok, menyiapkan acara rekreasi, memilih ketua kelas, pembagian tugas piket, dan lain-lain.
Tapi dalam penerapannya, apa saja sih macam-macam musyawarah di sekolah dan apa saja contohnya? Bagaimana tips melakukan musyawarah di sekolah agar berlangsung dengan baik dan mencapai mufakat?
5 Macam Macam Musyawarah di Sekolah yang Sering Dilakukan dan Contoh Musyawarah
Pada dasarnya, musyawarah merupakan bentuk upaya saling bertukar pikiran dan pendapat untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan maksud mencari jalan keluar atau keputusan bersama-sama. Nah, di lingkungan sekolah ada beberapa macam musyawarah yang cocok untuk diterapkan.
1. Musyawarah Demokratis
Yang dimaksud dengan musyawarah demokratis adalah metode pengambilan keputusan inklusif yang digunakan untuk menjawab pertanyaan terbuka. Hal ini membutuhkan karakteristik peserta yang beragam untuk mempertimbangkan informasi empiris yang relevan serta dasar etika dan moral untuk keputusan.
Peserta membenarkan argumen mereka dengan alasan yang dapat diakses oleh semua peserta dan memperlakukan satu sama lain dengan rasa saling menghormati. Tujuannya antara lain untuk mencapai keputusan yang dapat ditindaklanjuti tentang bagaimana melangkah maju (misalnya terkait aturan, kebijakan, atau hukum).
Metode musyawarah ini mencakup keterbukaan terhadap tantangan atau revisi di masa depan jika informasi tambahan muncul. Dalam mempraktikkan metode musyawarah ini di kelas, di butuhkan partisipasi aktif untuk membantu mempersiapkan siswa demi membuat keputusan kolaboratif di sertai rasa hormat terhadap perbedaan pandangan.
Musyawarah menuntut siswa untuk bekerja menuju kesepakatan bila memungkinkan dan untuk menjaga rasa saling menghormati bila tidak memungkinkan. Ini mendorong peserta untuk mengadopsi perspektif yang lebih luas dan berorientasi menuju kesimpulan yang dapat di sepakati bersama.
Musyawarah demokratis dapat berjalan dengan baik di kelas ketika sebuah kelompok di hadapkan pada pertanyaan terbuka di mana terdapat ketidaksepakatan yang masuk akal. Metode ini menjawab pertanyaan ‘apa yang harus kita lakukan?’ terutama ketika ada beberapa pilihan tindakan yang masuk akal.
Musyawarah ini membutuhkan artikulasi nilai dan pertimbangan etis di samping bukti faktual dan empiris, termasuk pengalaman hidup. Sementara sains memberi tahu peserta apa yang bisa di lakukan, etika membantu peserta untuk memutuskan apa yang harus di lakukan.
Macam macam musyawah di sekolah dengan metode demokratis ini antara lain, msuyawarah pemilihan ketua kelas, musyawarah untuk mengadakan lomba, musyawarah menentukan aturan sekolah dalam menerapkan sistem belajar online, musyawarah pembangunan masjid sekolah, dan sebagainya.
2. Musyawarah Kooperatif
Dalam metode musyawarah kooperatif, tujuan orientasi konvensional disusun kembali sebagai objek diskusi tingkat kedua, yang memiliki tujuan tersendiri. Salah satunya adalah membangun pemahaman yang benar tentang masalah, baik yang berkaitan dengan sifat dasar dan dinamikanya.
Metode musyawarah ini mengadopsi pendekatan kritis terhadap persepsi awal peserta dan klaim budaya tertentu. Asumsinya adalah bahwa persepsi ini cenderung mencerminkan fokus yang sempit dan dangkal.
Oleh karena itu, dalam musyawarah ini perlu di lakukan upaya untuk memahami masalah dengan lebih baik. Peserta musyawarah harus mempertimbangkan hubungan antar aspeknya maupun hubungan antara masalah khusus dan konteks yang lebih besar.
Baca Juga: 9 Contoh Masalah di Sekolah dan Cara Mengatasinya
3. Musyawarah Konvensional
Metode musyawarah konvensional berorientasi pada dua tujuan yang berbeda. Tujuan pertama adalah untuk menentukan sifat masalah dan bagaimana mengatasinya secara efektif. Ini melibatkan kegiatan mendefinisikan masalah, menetapkan penyebab dan efek permasalahan, mempertimbangkan kemungkinan intervensi dan menentukan nilai relatif dari hasil yang berbeda.
Tujuan kedua adalah mengatur interaksi sosial antar peserta sesuai dengan konvensi sosial yang berlaku tentang kesopanan. Macam macam musyawarah di sekolah menggunakan metode ini adalah musyawarah antara pihak skeolah dengan komite maysrawakat terkait pelanggaran yang terjadi di sekolah.
4. Musyawarah Kolaboratif
Ketika mencoba untuk mengatasi masalah tertentu, musyawarah kolaboratif bisa kamu praktekkan di sekolah. Metode musyawarah ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya psikologis peserta dan sumber daya di sekitar lingkungannya.
Dalam metode ini, diskusi masalah digunakan sebagai kesempatan untuk fokus pada proses dimana peserta merumuskan aturan argumentasi, mengasumsi sumber daya yang dimiliki, dan memahami kondisi sosial di sekitarnya.
Yang paling penting, ini di lakukan dengan cara yang mempertimbangkan dua hal penting. Pertama, kapasitas saat ini dan potensi perkembangan individu tertentu yang terlibat. Kedua, kualitas dan potensi transformatif saat ini dari konteks sosial budaya yang terlibat satu sama lain.
Tujuannya adalah untuk mendorong mode komunikasi yang tidak hanya meningkatkan kapasitas subjektif dan integritas individu yang terlibat, tetapi juga berkontribusi pada fleksibilitas dan keberlanjutan konteks sosial yang lebih besar di mana mereka tertanam.
Selain itu, berguna juga untuk transformasi, baik pribadi maupun kolektif. Setiap saat, tujuan ini didefinisikan dan dikejar relatif terhadap rincian individu yang terlibat dan konteks sosio-historis dari pertukaran diskursif mereka.
Contohnya, musyawarah terkait pengadaan kegiatan ekstrakurikuler baru, musyawarah awal tahun ajaran baru untuk evaluasi, dan sebagainya.
5. Musyawarah dengan Melibatkan Publik
Keterlibatan publik dalam musyawarah di sekolah menawarkan pandangan publik pembuat keputusan yang di pertimbangkan dengan cermat. Secara khusus memungkinkan pihak sekolah untuk melihat pergeseran opini yang terjadi sebelum dan sesudah musyawarah.
Tentu hal ini dapat berguna untuk memahami perbedaan antara opini publik yang terinformasi dan opini publik yang mentah, terutama isu-isu yang terkait dengan sekolah yang beredar di masyarakat.
Metode musyawarah ini menggunakan riset yang dibangun di atas dialog dan teknik membangun konsensus. Hal ini memungkinkan peserta untuk bekerja sama (seringkali dengan masukan ahli, seperti dinas pendidikan) untuk mengembangkan pandangan yang disepakati atau serangkaian rekomendasi.
Para peserta kemudian dapat terlibat dalam menyampaikan rekomendasi mereka kepada para pembuat keputusan. Inilah yang dapat mendorong tanggung jawab bersama untuk implementasi.
Macam macam musyawarah di sekolah menggunakan metode ini adalah pertemuan yang membahas tentang penerapan kurikulum berbasis sekolah kepada orang tua, dialog tentang kerjasama orang tua dan guru dalam mendukung kegiatan parenting, dan lain sebagainya.
Adapun pengambilan keputusan dalam musyawarah ini memungkinkan para peserta dan pembuat keputusan untuk memutuskan bersama-sama tentang prioritas dan program. Contohnya, musyawarah terkait pengadaan latihan penganggaran partisipatif oleh sekolah yang dilimpahkan dari dinas pendidikan.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk menggunakan metode musyawarah ini? Kamu bisa menerapkan metode ini jika pembuat keputusan kurang memiliki pengalaman atau ragu-ragu sehingga membutuhkan masukan dari yang lebih ahli.
Selain itu, pengambil keputusan tidak dapat membuat dan melaksanakan keputusan sendiri; perlu ada dukungan dari orang lain.
Misalnya, seorang guru mendapati ada siswanya yang mengalami kesulitan belajar, maka guru tersebut bermusyawarah dengan melibatkan orang tua, guru BK, atau guru dari sekolah lain untuk menemukan solusinya.
Nah, demikianlah beberapa macam macam musyawarah di sekolah berdasarkan jenis-jenisnya. Metode manakah yang sering kamu gunakan?