Zaman Mesolitikum merupakan zaman peradaban batu pertengahan atau zaman batu madya yang terjadi setelah zaman Paleolitikum dan sebelum zaman Neolitikum. Seperti yang diketahui bahwa hasil budaya zaman mesolitikum ini cukup beragam.
Zaman Mesolitikum ini terjadi kurang lebih sepuluh ribu tahun yang lalu sebelum Masehi (SM), sehingga meninggalkan banyak hasil budaya Mesolitikum yang menjadi peninggalan sejarah saat ini.
Namun sebelum mengetahui hasil budaya dari zaman mesolitikum ini, perlu diketahui terlebih dahulu seperti apa karakteristik manusia pada zaman mesolitikum. Untuk lebih jelasnya, simak beberapa uraian berikut.
Karakteristik Manusia Pada Zaman Mesolitikum
Satu hal yang dapat menandai zaman Mesolitikum, yaitu adanya kecenderungan manusia purba yang lebih memilih untuk tinggal di tepi sungai dan laut. Hal ini disebabkan karena persediaan bahan makanan dan juga air yang dapat diperoleh dari laut bisa memungkinkan manusia purba untuk mempertahankan hidupnya.
Pada zaman ini, kondisi alam yang terdapat sudah seimbang dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Sehingga memungkinkan manusia purba untuk mengembangkan aspek-aspek kehidupannya. Karakteristik yang terdapat ialah berkaitan dengan kehidupan dan tempat pemukiman para manusia purba.
Manusia purba pada zaman Mesolitikum memiliki peradaban kehidupan semi nomaden, yaitu dimana sebagian manusia purba hidup menetap di gua-gua yang ada, sedangkan yang lainnya memilih untuk tinggal dengan berpindah-pindah tempat.
Goa-goa tempat para manusia purba tinggal atau bertahan hidup pada zaman Mesolitikum disebut dengan nama abris sous roche.
Walaupun sebagian karakteristik kehidupan manusia purba yang ditemukan berada di dalam goa, namun manusia purba di zaman Mesolitikum ini telah memiliki jenis tempat tinggal yang lebih permanen yaitu cenderung beriringan dengan mata air seperti tepi pantai.
Memilih tinggal dekat dengan sumber air, dapat memudahkan manusia purba untuk menemukan makanan dan bertahan hidup. Manusia pendukung yang menjalani zaman Mesolitikum ini adalah jenis manusia purba Homo Sapien yang pada umumnya mempunyai kecerdasan yang sangat berbeda.
Baca juga : Pengertian Budaya dan Kebudayaan: Fungsi, Wujud dan Cara Melestarikannya
Pada zaman ini, alat-alat dapur yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh manusia purba sebelumnya, namun bentuknya sudah lebih halus.
Alat yang digunakan oleh orang purba pada zaman Mesolitikum antara lain yaitu kapak genggam, alat dari tulang, serta flakes yaitu alat serpih yang masih sangat sederhana dan manusia pada zaman ini juga sudah bisa untuk membuat kerajinan dari tanah liat.
Ciri-ciri Peradaban Zaman Mesolitikum
Zaman Batu Madya ini memiliki beberapa ciri khas yang dapat dijadikan sebagai pembeda dari zaman yang lainnya, zaman ini dapat disebut sebagai sebuah zaman yang mengalihkan kebudayaan tua dan modern. Ciri khas dari zaman batu pertengahan ini adalah sebagai berikut:
- Manusia purba mulai menjalani hidup dengan tinggal di satu tempat, walaupun sebagian dari manusia purba yang lain masih berpindah-pindah. Umumnya, manusia purba pada zaman ini tinggal goa-goa, di pinggir sungai dan tepi pantai.
- Manusia purba ada di zaman ini sudah mempunyai keahlian untuk bertani, namun dengan cara yang biasa saja.
- Mempunyai pengetahuan mengenai kerajinan tanah liat seperti membuat gerabah.
- Ditemukannya kjokkenmoddinger atau tumpukan sampah dapur yang mana berisi berbagai tumpukan fosil cangkang makhluk laut yang menjadi bukit dengan tinggi lebih dari tujuh meter.
- Alat perkakas yang digunakan memiliki bentuk yang sedikit lebih halus dari zaman sebelumnya.
- Memberlakukan sistem mengumpulkan makanan (food gathering).
- Meninggalkan corak lukisan yang terdapat di dinding gua yang ditinggali. Lukisan tersebut merupakan lukisan telapak tangan yang diperkirakan merupakan bagian untuk ritual keagamaan, ilmu dukun, atau untuk memperingati kejadian-kejadian yang terjadi disekitarnya.
Peninggalan-peninggalan Zaman Mesolitikum Beserta Kebudayaannya
Jejak-jejak peninggalan kebudayaan zaman Mesolitikum banyak dijumpai di pulau-pulau besar seperti Sumatera, pulau Jawa, pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, dan pulau Flores.
Hal ini membenarkan pernyataan bahwa manusia purba banyak tersebar di kepulauan Indonesia. Berikut beberapa peninggalan kebudayan zaman Mesolitikum yang terkenal:
1. Kjokkenmoddinger
Hasil budaya zaman Mesolitikum yang paling terkenal adalah kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger adalah sisa-sisa makanan atau sampah santapan dari manusia purba pada zaman batu pertengahan.
Kjokkenmoddinger berisikan tumpukan cangkang makhluk laut yang meninggi dengan tinggi lebih dari 7 meter. Pada saat itu, manusia-manusia purba pada zaman Mesolitikum membuat rumah dengan bahan seadanya di bibir pantai.
Manusia purba pada zaman ini bertahan hidup dengan memakan siput dan kerang di dapat dari laut. Setelah memakan isinya, manusia purba membuang kulit kerang begitu saja di dekat tempat tinggal mereka hingga menjadi bukit cangkang kerang.
2. Pebble
Pebble atau kapak Sumatera ditemukan oleh Pieter Vincent van Stein Callenfels. Kapak ini memiliki bentuk yang berbeda dari kapak genggam yang lain.
3. Batu Pipih atau Pipisan
Adalah sebuah batu giling dengan alas yang berbentuk pipih yang pada masa sekarang bentuk dan fungsinya mirip dengan cobek. Batu ini digunakan untuk menghancurkan makanan seperti cangkang kerang yang keras.
Selain itu juga berguna untuk menghaluskan pewarna atau cat yang digunakan untuk kegiatan kepercayaan atau ritual agama. Peninggalan ini ditemukan di beberapa wilayah Indonesia mulai dari Sumatera Utara hingga pulau Jawa.
4. Abris Sous Roche
Hasil budaya zaman Mesolitikum lainnya yang terkenal adalah abris sous roche. Kebudayaan abris sous roche merupakan peradaban budaya dimana manusia purba yang hidup memilih menetap di gua.
Gua-gua tersebut sudah seperti perkampungan manusia-manusia purba pada zaman Mesolitikum karena banyak dijadikan sebagai tempat tinggal sehingga meninggalkan banyak jejak-jejak kebudayaan pada zaman itu.
Manusia-manusia purba yang menetap di gua pada zaman batu pertengahan ini berhasil membuat kebudayaan-kebudayaan baru seperti budaya tulang dan budaya Toala.
5. Kebudayaan Tulang Sampung
Kebudayaan tulang atau bone culture adalah budaya dari manusia purba pada zaman batu yang menetap di gua bertahan hidup dengan peralatan yang terbuat dari tulang sebagai senjata ataupun alat yang lainnya.
Asal-muasal nama kebudayaan ini berasal dari penemuan seorang arkeolog yang bernama Callenfels yang berhasil menemukan peralatan yang terbuat dari tulang di Gua Lawa yang berada di Jawa Timur.
6. Kebudayaan Toala
Budaya asli dari suku Toala yang bertempat tinggal di gua berada di daerah Lamoncong, pulau Sulawesi Selatan yang berlangsung sekitar abad kesembilan belas. Kebudayaan ini meninggalkan beberapa hal yaitu flakes, serpih bilah, dan alat-alat dari tulang.
Toala memiliki satu ciri khas yaitu lukisan-lukisan pada dinding gua yang menjadi tempat suku Toala tinggal. Lukisan-lukisan diantaranya adalah cap tapak tangan dan lukisan-lukisan babi hutan yang diberi warna atau cat.
Baca juga : Pengertian Gaya Bahasa, Jenis, Hasil Karya dan Komunikasi
Itulah penjelasan mengenai karakteristik, ciri-ciri dan hasil budaya zaman Mesolitikum yang saat ini menjadi peninggalan sejarang peradaban kehidupan manusia di bumi. Berbagai hasil budaya pada zaman tersebut, masih ada beberapa yang dapat digunakan pada saat ini.