Karakter kepribadian yang luhur tidak bisa didapatkan dalam semalam begitu saja. Sejak usia dini, anak perlu pendampingan dan pendidikan karakter untuk membentuk pribadi anak menjadi sosok yang bertanggung jawab, peduli dengan sesama, dan bersikap jujur. Ada banyak sarana untuk pendampingan pendidikan ini.
Dua sarana utama untuk memberikan bimbingan ini adalah orang tua dan guru di sekolah. Dengan bantuan bimbingan ini, diharapkan anak akan terbentuk menjadi pribadi yang luhur. Namun sebenarnya apa pengertian, tujuan, dan contoh pendidikan karakter? Ketahui dengan menyimak ulasan berikut selengkapnya:
Pengertian Pendidikan Karakter Secara Umum
Pada dasarnya pendidikan karakter ialah usaha-usaha terencana yang memiliki tujuan untuk membangun karakter individu atau anak agar bisa bermanfaat untuk diri dan sekitarnya. Beberapa pakar atau ahli yang mendeskripsikan bahwa pendidikan ini adalah pemberian pengajaran tentang nilai-nilai kepribadian luhur.
Masih banyak pengertian lainnya, namun kurang lebih pendidikan untuk karakter ini dideskripsikan demikian. Di Indonesia, hal ini tidak luput dari perhatian pemerintah. Negara juga turut bertanggung jawab atas ketersediaannya pendidikan untuk anak bangsa khususnya dalam pembentukan pribadi yang baik.
Oleh karena itu, sejak tahun 2016 silam, program penguatan pendidikan untuk karakter telah digulirkan oleh Kemendikbud untuk diaplikasikan langsung di sekolah. Semula, pendidikan untuk karakter berdiri sendiri sebagai sebuah mata pelajaran atau program tertentu dalam kurikulum.
Kini, dalam perjalanannya, pendidikan untuk karakter telah disertakan dalam berbagai kegiatan dan mata pelajaran sehari-hari di sekolah. Pada beberapa jenis tugas misalnya, anak akan diminta untuk mengerjakannya dengan tetap memenuhi nilai-nilai kepribadian luhur seperti bertanggung jawab dan jujur.
Tujuan Pendidikan Karakter yang Dibangun di Sekolah
Lantas, apakah semata-mata pendidikan karakter hanya bertujuan untuk membentuk pribadi anak sesuai dengan yang diinginkan? Tentu saja tidak. Ada banyak manfaat dan tujuan yang dapat dicapai dengan mengaplikasikan pendidikan ini. Di antara lain adalah sebagai berikut tujuan dari pendidikan untuk karakter:
- Membangun generasi bangsa yang memiliki karakter Pancasila. Kepribadian yang sesuai dengan Pancasila, dasar negara bangsa, ditanamkan dengan pendidikan untuk karakter sejak dini pada anak di sekolah.
- Mengembangkan potensi sebagai manusia dengan hati, pikiran, dan perilaku yang baik. Melalui pengajaran ini diharapkan terbentuk kepribadian yang selaras.
- Memberikan bekal sikap dan rasa percaya diri. Pendidikan ditujukan untuk membekali setiap individu rasa percaya diri agar dapat mengembangkan potensi individu.
- Menciptakan kehidupan kebangsaan multikultural yang rukun. Pendidikan mencakup penanaman rasa saling menghargai yang mana merupakan perwujudan dari kehidupan nyata berbangsa di Indonesia.
- Membangun peradaban bangsa yang cerdas. Tujuan pendidikan selaras dengan cita-cita bangsa, sebagaimana seperti yang tertuang di pembukaan UUD 1945: mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Memperbaiki dan menguatkan karakter bangsa. Pemberian dan pembentukan kepribadian dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi bangsa menghadapi era modernisasi dengan tetap memegang teguh nilai-nilai bangsa Indonesia.
- Mengembangkan potensi pembangunan bangsa. Dengan akhlak mulia dan moral yang baik, diharapkan generasi bangsa dapat menjalani kehidupan dan mengembangkan potensi pembangunan yang ada dengan lebih efektif.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Paling Penting
Dalam pemberian atau penerapan pendidikan karakter, ada beberapa nilai-nilai yang menjadi prioritas untuk kita ajarkan. Nilai-nilai ini Kemendikbud tetapkan sebagai prioritas pengembangan program PPK, yakni Penguatan Pendidikan Karakter yang sudah terinisiasi sejak 2016. Berikut ini adalah nilai-nilai penentu pentingnya pendidikan untuk karakter:
1. Religius
Nilai religius merupakan nilai yang utama dalam pemberian pendidikan untuk karakter. Setiap individu harapannya mempercayai adanya Tuhan YME serta mengamalkan ajaran agama & kepercayaannya. Selain itu, nilai religius juga bisa kita wujudkan dalam sikap toleransi antar umat agama lainnya.
Nilai ini mencakup bagaimana bersikap terhadap perbedaan agama, menghargai umat atau kepercayaan lain, serta menjaga kerukunan dengan penganut agama lainnya. Artinya nilai ini harapannya terwujud tidak hanya berfokus pada diri sendiri, akan tetapi juga terhadap kehidupan sosial di tengah masyarakat.
2. Integritas
Cita-cita untuk menjadikan generasi bangsa yang berintegritas kita wujudkan dengan menerapkan nilai ini dalam pembentukan kepribadian di sekolah. Penanaman nilai ini kita wujudkan dengan pengajaran atau pembinaan untuk bersikap bertanggung jawab. Selain itu juga dengan sikap konsisten atas perilaku dan perkataan yang berdasarkan pada kebenaran.
Dengan sikap yang bertanggung jawab dan konsisten berdasarkan kebenaran, harapannya dapat terbentuk pribadi individu yang dapat memberikan teladan untuk sekitarnya. Keteladanan inilah yang kemudian kita yakini dapat menjaga martabat baik sebagai individu maupun putra bangsa.
3. Nasionalis
Di tengah era modernisasi, harapannya pribadi yang tangguh berpegang kuat pada nilai-nilai bangsa dapat membedakan budaya sendiri dengan budaya luar. Penyaringan perbedaan ini memiliki harapan dapat menguatkan karakter bangsa sehingga individu dapat terus mengembangkan potensi tanpa kehilangan jati diri.
Nilai ini kita aplikasikan dalam bentuk apresiasi budaya bangsa, menghormati berbagai keragaman kekayaan budaya bangsa, dan menjaga budaya tetap lestari. Selain itu, nilai nasionalis juga kita wujudkan dalam pembentukan pribadi yang taat hukum dan disiplin.
4. Gotong Royong
Dengan aplikasi nilai ini harapannya individu dapat bekerja sama, mau tolong menolong antar sesama, mempunyai rasa solidaritas serta empati, dan inklusif. Nilai ini memiliki maksud untuk mempersiapkan pribadi dalam bersosialisasi di tengah masyarakat.
5. Mandiri
Nilai yang terakhir ini memiliki maksud untuk menjadikan anak atau individu sebagai pribadi yang kokoh dan mampu mempergunakan segala tenaga untuk merealisasikan harapan atau mimpinya. Harapannya setiap individu siap dan mampu menjadi seorang pembelajar sepanjang usianya.
Contoh Pendidikan Karakter yang Bisa Kita Temui
Dalam implementasinya, pemberian pendidikan karakter bisa kita lakukan dengan berbagai bentuk dan cara. Untuk memulainya pun bisa kita lakukan sedini mungkin, asalkan sesuai skalanya agar mudah anak mengerti. Berikut ini adalah tiga contoh pemberian pendidikan untuk karakter yang bisa kamu aplikasikan di rumah atau sekolah:
1. Pemberian Tugas
Untuk membentuk rasa tanggung jawab, pemberian tugas bisa menjadi salah satu bentuk implementasi pembentukan karakter. Dalam pemberian tugas, anak atau individu akan berusaha untuk berpikir kritis dan menyelesaikan tugasnya.
Melalui pemberian tugas, orang tua atau guru juga bisa melatih dan menanamkan rasa percaya diri. Misalnya saja dengan melatih sikap keberanian anak atau individu untuk menyampaikan pendapat, berdiskusi, atau menyanggah pendapat lainnya.
2. Penanaman Kebiasaan
Pembiasaan merupakan awal dari pembentukan karakter. Biasakan untuk perlihatkan hal baik, yang mana lama kelamaan akan anak atau individu adaptasi sehingga anak akan melakukan hal baik juga di kemudian hari.
3. Pemberian Contoh Langsung
Pemberian pendidikan untuk karakter akan lebih sulit untuk kita ajarkan secara teori. Pastikan untuk memberikan contoh langsung di hadapan anak atau individu sehingga lebih mudah untuk mereka tiru dan adaptasi. Misalnya saja memberikan contoh sikap rasa peduli dan menghargai teman.
Selain itu, mencontohkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan bertanggung jawab dan disiplin. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa kita mengerti dengan mudah oleh anak. Untuk anak usia dini bisa mulai belajar dengan bertanggung jawab atas mainan atau tempat tidurnya yang kotor usai mereka gunakan.
Demikianlah pembahasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak yang mencakup tujuan, nilai-nilai, serta contoh pengajarannya. Dengan adanya pembahasan mengenai pendidikan karakter ini, dapat membantu orang tua dalam mendidik anak. Sehingga anak dapat memiliki karakter yang bagus.
Baca Juga: Sekolah Ramah Anak: Pengertian dan Konsep, Prinsip, Komponen dan Tujuan