Mendengar nama Bali, banyak orang mengingatnya sebagai destinasi wisata favorit masyarakat lokal maupun luar negeri. Tidak hanya itu, legenda dari Bali juga sangat banyak dan memiliki daya tarik yang menggambarkan kehidupan pulau Dewata. Banyak orang tua mengisahkan legenda sebelum anak-anak tidur.
Cerita-cerita yang di tuangkan dalam legenda menghadirkan nuansa yang berbeda dari kisah modern. Pasalnya, mayoritas legenda mengambil latar belakang zaman terdahulu yang mempercayai hal-hal gaib dan mistis. Terlebih, Bali di kenal kuat akan unsur budaya serta keagamaan, tentu banyak cerita menarik yang bisa di ilhami.
Apa yang Dimaksud Legenda?
Legenda merupakan genre cerita rakyat berupa narasi yang menggambarkan perbuatan manusia dan diyakini sungguh-sungguh pernah terjadi. Narasi dalam legenda umumnya menggambarkan nilai-nilai kehidupan, serta kualitas tertentu sehingga ceritanya terdengar nyata.
Sebagai bentuk dari cerita rakyat, legenda tersebar di khalayak umum dan seringkali menggambarkan asal-usul daerah atau pusaka tertentu. Cerita dalam legenda hampir serupa dengan mitos, dan mengandung unsur semi-imajiner. Kisah-kisah legendaris di sebarkan dari satu orang ke yang lain sebelum di tuliskan.
Oleh sebab itulah, banyak legenda yang tidak di ketahui siapa penciptanya, termasuk legenda dari Bali. Namun, kisah yang di tuangkan dalam legenda memiliki unsur kuat akan pesan moral. Peristiwa bersejarah di gambarkan dengan unsur gaib serta penggambaran sifat-sifat tertentu pada karakternya.
Baca Juga: 7 Kumpulan Legenda dari Jawa Barat yang Terkenal
Legenda Dari Bali
Bali sebagai daerah tanah air yang masih menjunjung tinggi budaya kerakyatan asalnya memiliki banyak kisah legenda. Tidak jarang, tempat yang terdapat di Bali memiliki asal-usulnya yang di ceritakan dalam legenda. Berikut adalah beberapa legenda Bali yang menonjolkan sisi khas budayanya:
1. Legenda Selat Bali
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah asal mula dari Selat Bali. Mengisahkan tentang Sidi Mantra, seorang brahmana yang sakti. Dirinya memiliki seorang anak, yaitu Manik Angkeran. Sayangnya, Manik sangat suka berjudi dan menanggung banyak hutang.
Kondisi ini membuat Sidi Mantra bertindak. Ia mendatangi Gunung Agung dan memohon harta ke Naga Besukih, penghuni gunung tersebut. Sidi Mantra membacakan mantra hingga membunyikan genta. Setelah perjuangan beberapa saat, akhirnya Naga Besukih bersedia memberikan emas serta intan berjumlah besar.
Sidi Mantra kemudian kembali pulang dan memberikan hasil tersebut untuk anaknya. Namun, pada akhirnya harta tersebut habis kembali. Ketika meminta harta lagi kepada ayahnya, Manik di tolak. Setelah itu dirinya justru mencuri genta milik ayahnya kemudian memohon sendiri ke Naga Besukih.
Saat itu, sang naga hanya memberikannya sedikit harta. Manik yang serakah lalu melukai naga agar bisa mengambil lebih banyak harta. Keserakahan ini berakibat buruk, sebab Naga Besukih murka dan menjilat jejak dari Manik sehingga dirinya terbakar dan menjadi abu.
Sidi Mantra yang terpukul memohon kepada sang naga agar anaknya di hidupkan kembali. Naga menyanggupi, dengan syarat Manik berpisah dari ayahnya. Kesepakatan ini membuat Sidi Mantra membuat garis pemisah di sumber air agar terpisah dari anaknya. Tempat inilah yang dikenal sebagai Selat Bali.
2. Legenda Danau Batur
Legenda dari Bali selanjutnya adalah tentang asal muasal Danau Batur. Dikisahkan mengenai suami dan istrinya yang masih belum memiliki anak meski sudah lama menikah. Setiap harinya, mereka memohon akan karunia anak. Suatu hari, doanya terkabul dan sang istri melahirkan bayi lelaki.
Sayangnya, ia meninggal setelah melahirkan bayi tersebut, di susul dengan suaminya. Bayi tersebut tumbuh dengan cepat menjadi sosok yang pemarah dan suka makan banyak, sehingga disebut Kebo Iwa. Sosoknya kuat sehingga di takuti para warga, namun dirinya seringkali mau membantu penduduk yang memerlukan tenaganya.
Seiring berjalannya waktu, para warga bertambah kewalahan untuk menyediakan makanan Kebo Iwa. Para warga kemudian berdiskusi dan menyampaikan kepada Kebo Iwa untuk membuat sumur besar. Setelah panen, tentu warga akan lebih mudah memberikan makanan yang banyak.
Kebo Iwa bekerja sangat keras dengan tenaganya yang kuat. Hingga tanpa terasa, air mulai mengalir keluar dan warga sangat gembira. Kebo Iwa beristirahat dan menyantap banyak makanan dari warga. Akibat terlalu kenyang, Kebo Iwa tertidur di dekat kolam. Tanpa di sadarinya, air bertambah banyak.
Tanah di daerah kolam menjadi licin, hingga Kebo Iwa luruh bersama bebatuan. Air terus banjir hingga desa tersebut tenggelam dan akhirnya terciptalah Danau Batur. Sementara itu, timbunan tanah di dekat danau disebut sebagai Gunung Batur.
3. Legenda Garuda Wisnu Kencana
Selanjutnya ada legenda dari Bali yang mengisahkan sosok Garuda Wisnu Kencana, yaitu patung terkenal yang menarik perhatian banyak orang. Cerita bermula ketika Garuda berusaha membebaskan sang ibu dari jerat perbudakan istri ayahnya yang lain, yaitu Kadru.
Dalam upaya membebaskan sang ibu, anak-anak dari Kadru yakni para naga berusaha memberikan syarat. Garuda di haruskan untuk membawakan mereka Tirtha Amertha, air ajaib yang di sebut-sebut bisa memberikan keabadian jika di minum. Sang Garuda bersedia, namun dirinya tidak mengetahui tempat Tirtha Amertha berada.
Di tengah perjalanan, Garuda tak sengaja bertemu Dewa Wisnu yang kebetulan membawa Tirtha Amertha. Garuda memohon kepada Dewa Wisnu untuk membagikannya. Dewa Wisnu bersedia dengan syarat Garuda mau di tunggangi.
Oleh sebab itulah kemudian patung Bali tersebut di kenal sebagai Garuda Wisnu Kencana. Setelah itu, Garuda memberikan Tirtha Amertha yang berwadah kamendalu. Para naga hendak meminumnya, namun tiba-tiba di ambil Dewa Indra.
Naga yang menjilat sisa air di rumput ilalang tiba-tiba lidahnya terbelah karena ketajamannya yang melebihi pisau. Sehingga, lidah nada terbelah menjadi dua. Ibu dari sang Garuda akhirnya berhasil terbebas dari jerat perbudakan.
4. Legenda Tuwung Kuning
Legenda dari Bali tentang Tuwung Kuning berkaitan dengan hewan yakni ayam jago. Menceritakan tentang kisah Pan Tuwung Kuning yang memiliki seorang istri yaitu Men Tuwung Kuning. Pan sangat senang mengadu ayam jago. Ayam yang di peliharanya teramat banyak dan di urus sang istri.
Kegemarannya mengadu jago ternyata tidak berbuah baik, karena seringkali kalah. Rumah tangganya bertambah kacau, penuh pertengkaran dan kesulitan. Apalagi, anak yang telah lama di idam-idamkan tidak pernah hadir.
Pan bahkan pernah berkata jika suatu hari memiliki anak dan ternyata perempuan, akan di sembelih untuk di jadikan makanan ayam kesayangannya. Tidak lama berselang, sang istri kemudian hamil. Ia berharap semoga anaknya laki-laki agar tidak di sembelih. Namun, anak yang di lahirkannya perempuan.
Kebetulan pada hari kelahirannya, Pan sedang pergi jauh. Ibu dari Men berkata bahwa sebaiknya anak itu di titipkan di rumahnya saja. Ketika sang suami pulang, Men mengatakan jika anaknya sudah di sembelih untuk makanan ayam. Namun ia segera tahu bahwa yang di berikan ke ayam hanya ari-arinya saja.
Murka, ia pergi ke rumah mertuanya dan memaksa untuk menyembelih anaknya. Namun, anak tersebut sudah menjadi sosok remaja yang cantik dan pandai menenun. Bahkan putrinya tersebut sedang menenun pakaian untuk kematiannya.
Tanpa di duga, anaknya setuju untuk di sembelih, namun ia meminta ayahnya untuk melakukan di dekat pohon terbesar. Ketika sudah siap untuk di sembelih, tiba-tiba anak tersebut menghilang. Pan yang melihatnya kemudian menyesal seumur hidup, bertobat atas perlakuan kepada keluarganya, kemudian membuang ayam-ayam jagonya.
Itu tadi beberapa legenda dari Bali yang mengisahkan tema yang beragam. Namun, semuanya memiliki pesan moral masing-masing. Dengan adanya legenda, masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang suatu kebudayaan dan mengambil pesan berharga dari cerita tersebut.