Berbagai Aspek tentang Pare
Ditinjau dari Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Inilah alasan paling utama pertanyaan yang kami rasa selalu ada dalam benak para pembelajar Bahasa Inggris pada umumnya “kenapa harus Kampung Inggris Pare?” ya pertanyaan yang memang seharusnya Anda mendapatkanya. Ditinjau dari beberapa aspek kota Pare yang mempunyai keunikan tersendiri memang secara alami membentuk dirinya sendiri hingga menjadi Kampung Wisata Bahasa di Indonesia, contoh prototype paling real yang bisa anda rasakan bahwa miliu seluruh pembelajar dari penjuru daerah di negeri ini bertumpuk beradaptasi dan bahkan berbaur menjadi satu, mempolakan sebuah pembelajaran yang natural english learning, menciptakan aura pembelajar yang tidak akan mampu anda temukan dimanapun di negeri Indonesia ini.
Semua aspek itu terdiri dari beberapa alasan:
Aspek Sejarah
Pare mempunyai sejarah panjang dan mempunyai akses kemasa lalu yang sangat komplek bahkan sangat unik. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dengan letaknya yang masih dalam kekuasaan wilayah Kediri atau karesidenan Kediri, memungkinkan Pare mempunyai sejarah yang panjang mengingat Kerajaan Kadiri sendiri telah berumur lebih dari 1133 tahun sungguh masa yang fantastis lebih dari satu milenium, artinya peradaban yang dimiliki oleh Pare dan dimiliki oleh Kadiri sendiri. Pare terutama, memang sudah jauh sebelum Indonesia Raya, selain itu dalam posisi Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya, Pare mempunyai nama lain yang sangat unik yaitu Mojo Kutho atau sering disebut sebagai tempat peristirahatan atau Panglerenan, layaknya Kota Bogor yang menyandang tempat peristirahatan pada masa penjajahan Belanda.
Namun Pare lebih tua dari itu. Pare mempunyai sejarah panjang tentang kearifan masyarakat hingga kemajemukan budaya didalamnya, bahkan tata kehidupan masyarakat yang terbentuk hingga saat ini. Ketika Pare menyandang nama sebagai Kampung Wisata Bahasa, Pare masih menyisihkan beberapa pertanyaan dengan ditemukanya prasasti Jawa Kuno yang paling tua yaitu Prasasti Suka Bhumi, sebuah prasasti budaya berisi syair yang ditemukan di kota Pare. Tak pelak, bahkan hal ini menimbulkan banyak pertanyaan bagi para sejarawan sendiri khususnya, seberapa pentingkah Pare di mata Kerajaan Majapahit ataukah posisi Pare hampir mirip seperti Bogor yang menjadi tempat para sastrawan pada masa Majapahit dulu untuk beristirahat dan benar- benar meluangkan waktu untuk menghasilkan momen-momen bahkan Mahakarya yang besar pada zamannya.
Lain dulu lain pula sekarang, perkembangan kota yang masuk di dalam karesidenan Kediri ini tidak bisa terlepas dari peran seorang tokoh cendekiawan yang membangun Pare dari sisi keilmuaan dan visinya mencerdaskan masyarakat Pare khususnya Toeloengredjo sendiri, ya beliaulah almarhmum Ust.Ahmad Yazid. Begitu sedikit masyarakat yang mengetahui siapakah sebenarnya beliau dan apa peran beliau dalam mendorong perkembangan dinamisme dan geliat keilmuan Pare hingga menuju era Pare saat ini menjadi Kampung Wisata Bahasa yang penuh dengan dinamika para pelajarnya, layaknya Jogjakarta sebagai Kota Pelajar. Pare akan menjadi Kota Bahasa yang kian tahun berbenah bukan hanya Bahasa Inggris yang mestinya dan akan berkembang di tanah panglerenan ini, tapi seribu bahasa di dunia akan mampu lahir disini, dan Pare akan benar-benar menjadi laboratorium bahasa yang bukan hanya berskala nasional tapi lebih dari itu Pare akan menjadi laboratorium bahasa berskala International.
Apa yang dimiliki Pare hingga hari ini tidak bisa dilepaskan dari peran Ust.Ahmad Yazid yang memang mempunyai kemampuan dan keahlian dalam penguasaan bahasa tak kurang lebih dari lima bahasa beliau kuasai, hingga seluruh pembelajar yang datang waktu itu bisa memilih bahasa apa atau disiplin ilmu apa yang mereka inginkan dan mereka perdalam.
Aspek Pemberdayaan Lingkungan
Jika anda pergi ke desa manapun di Indonesia ini, maka Pare adalah contoh nyata sebuah prototype kesantunan sistem ekonomi dan bagi bagi rejeki yang ada di negeri ini. Betapa tidak, lembaga kursusan yang ada saat ini mampu mendorong geliat pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, dengan secara alami tanpa ada campur tangan Pemerintah Daerah sedikitpun. Hal ini pun berdampak pada kehidupan dan peningkatan taraf masyarakat Desa Toeloengredjo yang kian tahun berkembang menuju kearah perkembangan yang positif. Ekonomi bagi-bagi yang berasaskan laba untuk rakyat dan masyarakat dinikmati bersama memang cocok disandang-kan ke Pare sebagai Percontohan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat yang lebih ramah membangun perekonomian lewat pendidikan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat sekitar. Jika anda melihat beberapa lembaga pendidikan besar di negeri ini yang benar-benar memonopoli sistem perekonomian untuk dirinya sendiri, sehingga dampaknya dirasa sangat kecil bahkan dapat menyebabkan kesenjangan bagi masyarkat dan menciptakan instabilitas keamanan bagi kondisi desa bahkan daerah sekitarnya tersebut.
Pare Sebagai Laboratorium Bahasa Berskala Nasional
Diakui ataupun tidak sistem trial and eror sudah berlangsung sejak lama. Simplicity dari sebuah ruh pendidikan sendiri telah lama diaplikasikan oleh Kampung Bahasa ini. Jika anda menyempatkan diri untuk berkunjung ke Desa Toeloengredjo Pare, maka anda akan dapatkan betapa banyak pembelajar disini yang belajar di pinggiran sawah dibawah pohon nan nyiur, dengan harapan akan diterima sebagai masyarkat International yang ingin mempelajari bahasa yang kadung dianggap International ini yaitu Bahasa Inggris.
Arah kemajuan Pare menuju sebagai laboratorium pembelajaran bahkan penelitian dan pengembangan methodologi pengajaran bahasa, tidak perlu disangsikan lagi hampir sepuluh ribu pelajar mencoba berjibaku untuk beramai-ramai mengakses kemudahan methodologi langsung yang diterapkan di Pare. Semoga Pare benar-benar menjadi laboratorium pembelajaran yang bukan hanya untuk satu bahasa saja tapi lebih dari lima seperti almarhum Ust.Ahmad Yazid yang mampu menguasai lebih dari lima bahasa itu sendiri.
Pare Sebagai Titik Transit Menuju Era Masa Depan
Ini adalah keinginan penulis sebenarnya, untuk menjadikan Pare sebagai Titik Transit untuk era masa depan. Betapa tidak, semua pembelajar yang berada di desa ini selalu memimpikan untuk mampu berkeliling dunia. Dengan adanya Pare sebagai titik transit yang begitu vital ini, diharapkan perkembangan informasi dan science terutamanya, dapat berpusat di desa yang kecil ini sehingga bukan hanya khayalan yang jauh dari kenyataan. Semoga Pare dan para pembelajar yang berada didalamnya mampu untuk selalu berimprovisasi berfikir, bukan hanya tataran International tapi tataran Universal dan mengaplikasikanya pada tataran bahkan sub paling kecil yaitu Tataran Lokal dan masyarakat sekitar.
Pare Tempat Peristirahatan Para Intelektual
“Sejarah mengulangi dirinya sendiri”, dalam bahasa sederhananya, sejarah berulang kembali. Pare yang pada masa kerajaan Majapahit mempunyai tempat yang begitu strategis ditinjau dari prasasti Suka Bhumi yang ditemukan di daerah ini, menunjukan bahwa daerah ini masih menyimpan beberapa pertanyaan yang perlu dipecahkan dan moment itu bisa dipastikan akan datang jika seluruh pola penyusunnya sudah mulai terbentuk satu persatu.
Penulis, Arif Febriwianto LC.
“Class activities at kampung inggris pare Simplicity, Fun, Enjoy and Greatfull”