“KampungInggris, small city with sweet memory…”
Itulah kalimat yang tertulis pada sebuah gantungan kunci lucu, yang saya beli dari sebuah distro di sebuah Desa Kampung Inggris bernama Tulungrejo & Pelem. Tak pernah terbayangkan sebelumnya ada sebuah desa yang hampir di setiap rumahnya membuka tempat Kursusan Bahasa Inggris. Eits, tunggu dulu, jangan bayangkan tempat kursusan yang biasa kalian lihat di kota-kota besar ya… Kursusan yang di sini sangat sangat berbeda.
Dari mulai metode belajar, kurikulum, sampai pengajarnya, semuanya unik dan membuat siapapun betah dan menyukai bahasa Inggris dalam waktu sekejap! Ditambah lagi harga makanan yang murah, pemandangan yang asri, teman-teman yang super unik, oke kamu bakal betah dan susah untuk meninggalkan kota kecil ini, bahkan ketika sudah kembali ke kota asal pun kamu pasti kepingin balik lagi.
Namun tidak semudah itu, kawan. Tetap saja harus ada perjuangan: NO PAIN, NO GAIN! Jangan lupakan panasnya dataran Jawa. Di Pare, kamu akan merasakan panas yang susah diungkapkan dengan kata-kata, Di sini kamu akan sulit menemukan tempat-tempat ber-AC, jadi bersabarlah. Lalu makanan di sini cenderung pedas, bagi yang tidak suka makanan pedas harap berhati-hati kalau tidak ingin mulas-mulas tiap hari. Kamu harus rela belajar tanpa kursi atau meja, karena hampir semua tempat kursus di sini lesehan, bahkan ada beberapa tempat yang menawarkan konsep pedesaan (memang ini di desa toh?:).
Tidak seperti lembaga Kursus Bahasa Inggris pada umumnya, di sini kelas-kelas terbagi menjadi beberapa macam program. Setelah saya perhatikan selama satu bulan, program di sini terpecah menjadi dua kelompok besar, Speaking dan Grammar. Masing-masing program pun memiliki tingkatan-tingkatan yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan. Misalnya jika kamu hanya ingin mengasah atau melancarkan keterampilan berbicara kamu, itu berarti jangan habiskan waktumu di kelas grammar, karena itu akan menyulitkanmu, apalagi jika kamu belum memiliki dasar yang kuat. Saran saya sih FOKUS pada satu program terlebih dahulu, kecuali jika memilih program lain yang saling mendukung, misalnya kamu mengambil kelas speaking dan pronunciation (pelafalan) sekaligus dalam satu hari, itu malah dianjurkan (katanya sih).
Atau jika kamu ingin mengambil kelas grammar, fokus saja dulu pada program ini karena yang saya tahu grammar adalah program paling padat dibandingkan dengan program yang lainnya, dalam satu hari bisa 3 sampai 5 kelas. Apalagi jika kamu mengambil program TOEFL, IBT, atau IELTS, jangan harap kamu bisa iseng-iseng ngambil kelas speaking (karena kelas speaking memang terkenal asik, heboh, dan seru). At last, semua pilihan ada ditanganmu, guys! Pilihlah yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Satu hal lagi yang perlu diingat, bagi kamu yang sudah punya rencana untuk belajar di kota Pare, jangan terbuai dengan jalan-jalan! Kediri memang tempat yang sangat strategis bagi kamu yang hobi traveling. Apalagi di sini banyak sekali jasa travel. Letak yang dekat dengan Gunung Bromo, Kelud, Semeru, kemudian Pantai Prigi, Blitar, Sempu, serta dekat dengan kota-kota wisata seperti Malang, Jogja, Solo, dan Bali, pasti akan membuatmu tergiur untuk pergi, tapi kamu harus ingat-ingat lagi, tujuanmu ke Pare untuk apa? Pun kalau mau jalan-jalan lebih aman dengan teman-teman sekursusan. Banyak kok kursusan yang sudah menyiapkan program travelling untuk member-membernya. Murah Lagooiii.. 🙂
Sesekali bolehlah kamu liburan menghilangkan penat, karena harga yang ditawarkan pun sangat-sangat murah jika kamu berangkat serombongan, semakin banyak orang, semakin murah! Tapi jangan salahkan siapa-siapa jika uangmu habis dalam waktu dua minggu hanya karena ajakan temanmu: “Ayolah, mumpung di sini, kapan lagi? Apalagi perginya bareng kita-kita!”, kemudian kamu minta tambahan uang ke orang tua dengan alasan untuk tambah program, padahal uangnya untuk… heheheh… janganlah ya, kecuali kalau kamu punya tabungan pribadi, silakan saja…
Oh ya, kalian pasti bertanya berapa biaya hidup di sana termasuk asrama/kosan, ditambah tempat kursus, makan minum, dan sewa sepeda? Saya tidak bisa merincikannya secara spesifik karena harga sewaktu-waktu bisa berubah.
Mungkin ini bisa menjadi sedikit gambaran untuk masalah harga:
- Berangkat dari Jakarta ke Kediri (hingga ke tempat asrama) harus ditempuh dengan 3 kali ganti kendaraan umum:
- Naik kereta bisnis: Rp 350.000-an (tarif baru)
- Naik becak (dari stasiun ke tempat angkot): Rp 15.000 (harus pintar-pintar nawar)
- Naik angkot: Rp 25.000 (semoga saja masih sama harganya)
Sebelumnya kamu harus sudah cari-cari info tentang tempat kursus yang mau kamu datangi, supaya tidak seperti orang linglung ketika tiba di sana. Tanya saja ke supir angkotnya, misalnya, “Pak, saya turun di Jl.Kemuning ya.” Dan dengan senang hati pak supir akan mengantarkanmu ke tempat kursus, minimal mengarahkan, jangan takut dan malu untuk bertanya, Bahasa Indonesia masih berfungsi dengan baik dan benar kok di Pare, hehehe.
- Tempat kursus
Sebelum di Pare, kamu sebaiknya memesan dahulu tempat kursusan. Untuk awal-awal, kamu tetapkan saja dulu 1 tempat kursusan. Ada yang 2 minggu, atau yang 1 bulan. Secara serempak tempat kursus di sana membuka kelas baru setiap tanggal 10 dan 25. Jadi kamu bisa datang 2 hari sebelumnya untuk mencari-cari dan melihat-lihat, sekaligus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Misal, kamu ingin ambil kelas speaking selama 2 minggu di salah satu lembaga, itu biayanya Rp 125.000 dengan kapasitas kelas yang cukup besar dan masuk kelas 1 kali sehari, ditambah 1 kelas tambahan di siang harinya (gratis). Atau jika ingin mengambil kelas yang 1 bulan biayanya Rp 175.000. Atau, kamu ingin ambil kelas grammar saja. Bisa. Ambillah kelas Paket Asrama dan Kursusnya sekalian, biar tidak kerepotan. Kecuali kelas-kelas tambahan yang menyesuaikan waktunya dan tidak bertabrakan dengan jadwal kamu yang sudah disediakan di Program Paket.
- Asrama
Jika kamu ingin punya banyak kenalan dan link, di sinilah tempatnya. Alhamdulillah kemarin saya dapat kamar yang luas, bersih, penerangannya cukup, dan sirkulasi udaranya baik. Satu kamar dihuni 2 orang saja, kasur busa dan tiap-tiap orang dapat satu kasur. Biayanya Rp 200-300.000 perbulan, sudah termasuk 2 program tambahan (expression, idiom, pronunciation). Jangan khawatir, ada yang lebih murah kok! yaitu kamar kos-kosan. Bervariasi antara 100rb-200rb an per bulan. Dianjurkan supaya kamu ambil Paket saja biar tidak kerepotan. Setelah periode bulan kedua atau seterusnya bolehlah menambah program-program yang sesuai kebutuhanmu. Yang penting kamu ke Pare sudah dapat tempat terlebih dahulu.
- Sepeda
Ini dia yang entah kenapa harganya naik-naik terus. Tahun 2011 (katanya) harga sewanya masih Rp 50.000/bulan. Kalau sekarang, minimal kamu harus menyiapkan uang Rp 75-100.000/bulan. Bisa gak kalau gak sewa sepeda? Bisa banget, asal tempat asrama dan tempat kursusnya tidak begitu jauh. Tapi di sini hampir semua murid punya sepeda sih, sedekat apapun tempat kursusnya. Yang Kursusan Paket rata-rata tempat kursusnya berdekatan dengan asramanya. SSSSsst.. Sepeda bisa pinjam temen sekamar atau seasrama, biar hemat. Tapi harus ijin lho.. klo gak ijin bisa-bisa ditimpukin ntar sama temen-temen seasrama, ada maling se-camp langsung heboh. Tinggal di asrama sudah seperti keluarga sendiri, satu sama lainnya saling menjaga, karena jauh dari orang tua dan sama-sama perantauan.. 😀
Yuk, kita total biayanya, ingat loh ini belum termasuk biaya hidup dan biaya pulang ke kota asalmu.
Transportasi 700K (Kereta Jakarta – Kediri)
Kursus+Asrama 1 bln 500K – 1000K
Sepeda 100-200K
Total Rp. Hitung sendiri yaa. hehehe
Untuk makan, mungkin kamu akan tercengang, bukan karena mahal, justru karena saking murahnya. Sekali makan dengan porsi lengkap itu hanya Rp 10.000-an saja, kalau lauknya ikan atau ayam lebih mahal pastinya, sekitar Rp 15.000-an. Uang makan satu hari Rp 35.000 itu sudah aman dan tentram. Kamu kalkulasikan saja 1 bulannya berapa. Tergantung kamu, jika ingin hidup hemat ya pintar-pintarlah mengatur uang.
Terakhir, ada sedikit tips dari saya tentang persiapan belajar di Pare 🙂
- Usahakan untuk tidak bentrok dengan kegiatan atau acara lain di kota asal. Misalnya kamu masih ada tanggungan skripsi, bisa-bisa skripsimu terbengkalai. Atau misalnya kamu masih dalam pemeriksaan dokter yang mengharuskan kamu check-up seminggu sekali. Atau misalnya kamu sedang dalam proses mencari kerja, takutnya tiba-tiba kamu ada panggilan interview keesokan harinya. Intinya, rancang waktumu sebebas mungkin sehingga tidak mengganggu jalannya proses belajarmu di Pare, kecuali jika ada hal-hal yang diluar rencana seperti ada anggota keluarga yang sakit, atau siapa tahu ada yang tiba-tiba datang ke rumahmu untuk melamar (hmm…)
- Jangan salah pilih program dan tempat bimbel. Mungkin setelah tiba di Pare, kamu akan bimbang ingin ambil yang mana. Semua tempat bimbel itu baik, tapi tidak semua bisa membuatmu nyaman. Minimal kamu perlu melakukan observasi kecil untuk membandingkan tempat kursus yang satu dengan yang lainnya. Jangan asal ikut-ikutan teman, suasananya mendukung atau tidak, karena tiap-tiap orang kan memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Banyak Murid bukan berarti nyaman di kamu loh! Pengalaman saya, saya pernah tidak melanjutkan dua kelas karena masalah program (yang tidak sesuai dengan kebutuhan) dan jadwal yang bentrok dengan kelas lain. Tips yang ini juga berlaku untuk memilih kos-kosan atau asrama. Saya sarankan lebih baik pilih asrama, karena ada beberapa asrama yang menuntut kamu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, itu sangat membantu kamu dalam melatih keterampilan bicaramu.
- Bawa uang yang cukup, tidak perlu berlebihan. Jangan takut, di sana sudah ada ATM Mandiri, BRI, BCA, BNI dan sebagainya.
- Belajar naik sepeda (bagi yang belum bisa)
- Belajar mencuci baju (bagi yang belum terbiasa)
Sebetulnya tidak perlu jauh-jauh jika hanya untuk belajar bahasa asing. Tapi sebagian orang mencari ilmu tidak hanya belajar dari dalam kelas, tetapi juga dari lingkungan dan pengalaman yang baru dan tidak biasa. Satu kata untuk merangkum semuanya: AMAIZING!
Justru dari sanalah saya belajar banyak hal tentang kehidupan yang saya dapatkan dari guru saya dan teman-teman.
Baiknya berapa lama? Satu program ada yang 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, bahkan 6 bulan. Jika kamu bertanya efektif atau tidak, lagi-lagi tergantung dari kamu, apakah self study-mu sudah layak diberi penghargaan atau belum. Sekali lagi ini bukan masalah kuantitas, melainkan kualitas. Karena jika usahamu biasa, hasil yang didapat pun biasa-biasa saja. Apalagi sepulangnya kamu dari Pare, jangan harap bisa menempel terus ilmunya kalau tidak sering-sering diasah, minimal rutin bicara sendirian di depan kaca atau dengan teman.
Hebat ya Bahasa Inggris, begitu besar dampaknya bagi kota Pare, masyarakat di sana terdongkrak penghasilannya karena ini. Harapan saya semoga sawah-sawah di sana tidak disulap menjadi bangunan, karena sepertinya semakin banyak gedung-gedung baru yang akan dijadikan asrama dan tempat kursus, dan tidak sedikit penduduk yang merelakan lahannya untuk itu. Dan harapan saya yang lain, semoga bahasa Indonesia tidak dianaktirikan di negeri sendiri.
Bagaimanapun saya tetap cinta Bahasa Indonesia! Bahkan saya berharap, jika di sini ada ada Kampung Inggris, suatu hari nanti akan ada Kampung Indonesia di luar negeri sana yang khusus mempelajari bahasa kita, tapi sebelumnya, benahi sajalah pemakaian Bahasa Indonesia di negeri sendiri. Minimal tidak ada lagi bahasa aneh semacam “Ciyus Miapa” :V .
Selamat belajar, kawan! Dan rasakan sensasi belajar di Kampung Bahasa! 😀
RED: Ana Monica R. (Mantan Member Pare)
Demikian artikel “KampungInggris, small city with sweet memory…”, semoga bisa berguna untuk teman-teman yang akan ke Pare.