Bahasa merupakan aspek yang paling vital sekaligus aspek tertua yang telah bersanding dengan manusia. Bahasa telah dibentuk menjadi sebuah alat komunikasi, karya dan lain-lain. Contohnya di dalam karya sastra, pengertian gaya bahasa memiliki arti berbeda ketika digunakan untuk berkomunikasi.
Gaya bahasa memiliki cakupan yang sangat masif dan luas, karena bentuk dari bahasa sendiri tersebut yang dapat berupa tulisan maupun lisan. Pembahasan mengenai definisi gaya bahasa dan jenis-jenisnya diperlukan bukan hanya untuk siswa, tetapi juga masyarakat umum.
Pengertian Berbagai Ahli Tentang Gaya Bahasa
Gaya bahasa memiliki pengertian dari beberapa sumber yang mana dapat dimengerti dengan mudah. Menurut KBBI, pengertian gaya bahasa yaitu dipakainya ragam bahasa tertentu untuk memperoleh tujuan, seperti konteks berisi efek tertentu. Gaya bahasa dimanfaatkan sebagai bentuk atas kekayaan bahasa oleh individu.
Selain itu, definisi gaya bahasa menurut Leech dan Short yaitu dilihat dari fungsi bahasa yang digunakan, yang mana harus terdapat tujuan tertentu dan dilakukan oleh objek manusia tertentu. Sedangkan, ahli bahasa Gorys Keraf mengungkapkan bahwa gaya bahasa merupakan suatu cara mengungkapkan pikiran melalui berbagai cara yang khas.
Dari beberapa penjelasan mengenai definisi gaya bahasa dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk dari kelanjutan proses komunikasi, yang mana menghasilkan sebuah bentuk bahasa sesuai dengan konteks dan tujuan tertentu.
Nada dalam Penggunaan Gaya Bahasa
Selain memahami tentang pengertian gaya bahasa, dapat dipahami juga tentang gaya bahasa yang berkaitan erat dengan diksi yang tepat dan sesuai. Gaya bahasa dapat berupa kalimat, wacana ataupun paragraf yang keberadaannya dapat mempengaruhi suasana, kejujuran, realitas dan lain-lain.
Penggunaan gaya bahasa yang sesuai dan tepat secara waktu dan tempat, akan menghasilkan audience yang mampu memberikan perhatian lebih. Maka dari itu, gaya bahasa harus digunakan dengan tepat dan efektif, agar dapat tercapai tujuan yang dituju di awal.
Di dalam penyampaiannya, gaya bahasa memiliki 3 jenis nada yang dihasilkan, yaitu:
- Nada rendah. Ekspresi yang dihasilkan adalah agar mudah dipahami oleh pembaca. Contoh gaya bahasa ini dipakai pada buku pelajaran.
- Nada menengah. Ekspresi serangkaian kata yang disusun untuk tujuan suasana damai dan kaidah dasar tertentu. Contohnya adalah seminar dan berbicara dengan orang yang lebih tua.
- Bernada tinggi: Ekspresi yang dihasilkan penuh tenaga, penuh energi dan kebenaran yang absolut. Contohnya pidato dan propaganda.
Memahami Gaya Bahasa dengan Majas
Ketika menyampaikan maksud, tujuan dan menerangkan sesuatu, kita memerlukan perbandingan atau persamaan kata yang biasa kita sebut sebagai majas. Pengertian gaya bahasa tidak dapat dipisahkan dengan istilah majas. Ada yang berpendapat bahwa majas sama dengan gaya bahasa. Tetapi, istilah majas merupakan bagian dari konteks gaya bahasa.
Keberadaan majas membantu agar penyampaian bahasa sebagai alat komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan, lebih baik dan optimal. Gaya bahasa atau majas dikelompokkan menjadi 4 jenis, yang mana keempatnya harus dipahami agar konteks bahasa dapat dipahami dan dipelajari.
Berbagai Ragam Gaya Bahasa
Dapat kita pahami bahwa majas atau gaya bahasa memiliki beberapa ragam jenis yang perlu kita ketahui. Pengetahuan mengenai gaya bahasa atau majas, tidak hanya untuk keperluan belajar mengajar Bahasa Indonesia.
Tetapi juga bagi masyarakat, hal tersebut bertujuan agar dapat memahami konteks segala bahasa sebagai aspek komunikasi. Seperti pada penjelasan sebelumnya mengenai pengertian gaya bahasa atau majas. Terdapat 4 kelompok macam gaya bahasa yang harus kita pahami, yaitu:
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan biasanya adalah alat untuk membandingkan satu objek dengan lainnya yang mana sesama objek. Gaya bahasa perbandingan dapat kita gunakan dengan teknik penyamaan, kelebihan dan penggantian. Terdapat 9 jenis gaya bahasa perbandingan, yaitu:
- Personifikasi. Berfungsi sebagai perbandingan benda mati yang dapat atau memiliki sikap seperti makhluk hidup.
- Metafora. Berfungsi untuk menjelaskan suatu objek yang memiliki sifat yang sama dengan ungkapan yang ingin kita sampaikan.
- Asosiasi. Berfungsi sebagai pembanding dua objek yang berbeda, tetapi kita anggap memiliki sifat yang sama. Biasanya bersanding dengan kata konjungsi, seperti “bagaikan” dan “seperti”.
- Eufimisme. Berfungsi untuk pergantian kata yang memiliki berkonotasi negatif dengan sesuatu kata tau ungkapan yang lebih lembut dan halus.
- Metonimia. Berfungsi sebagai penunjuk benda umum dengan istilah suatu merek atau produk tertentu.
- Simile. Berfungsi sebagai gaya bahasa penghubung dengan istilah “bagaikan” atau “seperti” dan menyandingkannya dengan kegiatan sebagai bentuk ungkapan.
- Alegori. Berfungsi sebagai penyanding satu objek dengan kata kiasan dalam suatu kalimat.
- Sinekdok. Berfungsi sebagai majas kiasan yang memiliki tujuan untuk mengungkapkan satu bagian penting dari suatu hal.
- Simbolik. Berfungsi sebagai bentuk ungkapan untuk pembanding dari objek manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya.
2. Majas Sindiran
Selanjutnya adalah jenis dan pengertian gaya bahasa atau majas sindiran yang memiliki arti untuk memberikan sindiran atas perilaku atau kondisi tertentu. Terdapat 3 jenis gaya bahasa atau majas sindiran, yaitu:
- Sarkasme. Berfungsi untuk menyampaikan sindiran secara kasar dan tegas.
- Sinisme. Berfungsi untuk menyampaikan sindiran secara langsung ke objek di depannya.
- Ironi. Berfungsi menyampaikan sindiran dengan penggunaan kata yang bertentangan dengan fakta di lapangan.
3. Majas Pertentangan
Selanjutnya adalah majas pertentangan sebagai bentuk majas dengan kata kiasan yang tujuannya bertentangan dengan maksud konteks kata sesungguhnya. Ragam majas pertentangan ada 5 yaitu sebagai berikut:
- Hiperbola. Majas yang merupakan suatu pernyataan berlebihan dari fakta sesungguhnya. Memiliki maksud untuk memberikan kesan lebih dalam atau mencari perhatian audience.
- Paradoks. Majas yang menjelaskan pertentangan dengan fakta yang ada, atau dua ungkapan yang bertentangan antara satu sama lain.
- Antitesis. Majas yang di dalam pengungkapannya berhubungan dengan situasi, sifat atau benda yang pada faktanya juga saling bertentangan dan memakai kata yang memiliki arti berlawanan.
- Litotes. Majas yang berfungsi untuk menyatakan suatu hal dengan cara berlawanan dengan kenyataan dengan cara merendahkannya.
- Kontradiksi Interminus. Majas yang berfungsi untuk menolak ungkapan pada kalimat penjelasan sebelumnya. Biasanya mengikuti dengan konjungsi seperti “kecuali”.
4. Majas Penegasan
Jenis dan pengertian gaya bahasa penegasan menjadi jenis terakhir yang harus kita ketahui. Majas penegasan bertujuan untuk meningkatkan pengaruh pada audience. Biasanya bertujuan agar pendengar dan pembaca menyetujui ungkapan atau sebuah kejadian. Terdapat 7 macam majas penegasan, yaitu:
- Repetisi. Berarti mengulang sebuah kata-kata dalam jumlah tertentu dalam sebuah kalimat.
- Retorika. Berarti memberikan penegasan dengan cara menambahkan kalimat tanya yang tidak memiliki tujuan untuk mendapat jawaban atau respons.
- Pleonasme. Berarti penggunaan kata-kata yang memiliki arti sama, sehingga menyebabkan tidak efektifnya suatu kalimat. Namun, hal tersebut telah terjadi dengan sengaja.
- Klimaks. Berarti mengurutkan atau menegaskan suatu bahasa dari tingkatan rendah ke tingkat tinggi.
- Antiklimaks. Berarti mengurutkan atau menegaskan suatu bahasa dari tingkatan tinggi ke tingkat bawah.
- Tautologi. Berarti penggunaan kata-kata yang memiliki sinonim dan arti sama dalam menegaskan sebuah kondisi dan ungkapan.
- Paralelisme. Berarti mengulang-ulang kata tetapi kata tersebut memiliki definisi yang berbeda. Terdapat ragam paralelisme, yaitu anafora dan epifora.
Kesimpulan dari pengertian gaya bahasa adalah penggunaan bahasa untuk sebuah konteks dan tujuan tertentu. Di dalam konteks tertentu gaya bahasa yang kita ketahui sebagai majas. Di dalam memahami gaya bahasa dapat kita mengerti dengan mengetahui beberapa jenis-jenisnya, yang memiliki tujuan dan maksud berbeda.
Baca Juga: Pengertian Materi Pembelajaran Beserta Prinsip dan Jenisnya